Resto fast food AS banjiri China
A
A
A
Sindonews.com - Besarnya populasi penduduk China mendorong sejumlah operator bisnis makanan siap saji asing terus ekspansi ke negeri itu. Perkiraaan sejumlah lembaga internasional terhadap perlambatan ekonomi Negeri Panda tampaknya tidak mengganggu rencana perusahaan makanan untuk membuka unit-unit baru.
Sebut saja,perusahaan multinasional yang bergerak di bidang restoran di bawah bendera Yum Brands Inc seperti Kentucky Fried Chicken (KFC), dan Pizza Hut. Bagi merek asal Amerika Serikat (AS) itu, China adalah pasar yang sangat menggiurkan. Terbukti dari laporan kuartal IV/2011 lalu di mana China menjadi kontributor utama pendapatan Yum Brands Inc.
Di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa lebih itu, Yum Brands Inc mencatatkan peningkatan laba hingga 30 persen menjadi USD356 juta didorong oleh tingginya permintaan di China. Yum Brands menyatakan, pasar China penting untuk keberhasilan perusahaan.Komitmen menggarap pasar China diperlihatkan dengan telah dibukanya 656 restoran baru di Beijing sejak 1997 silam.
Chief Executive Officer Yum David C Novak mengatakan, pembukaan 656 restoran di China merupakan sebuah rekor bagi perusahaan. Menurutnya, toko-toko baru yang dibuka perusahaannya membukukan pertumbuhan penjualan hingga 19 persen.“KFC dan Pizza Hut berada di posisi teratas,”imbuhnya seperti dikutip BBC.
Namun kenaikan tajam laba perusahaan ternyata terganggu oleh peningkatan harga pangan dan biaya tenaga kerja.Akibatnya,pendapatan dari restoran Yum Brands di China turun 19,7 persen dari 2,4 persen pada kuartal terakhir 2011. Bulan inflasi China kembali naik menjadi 4,5 persen dari bulan sebelumnya 4,1 persen dipicu kenaikan harga komoditas rata-rata delapan persen.
Sekadar diketahui,perusahaan yang berbasis di Louisville, Kentucky Amerika Serikat (AS) adalah jaringan restoran dengan lebih dari 37 ribu restoran di dunia.
Yum Brands juga akan membuka sekitar empat restoran baru setiap hari di luar AS. Selain Yum Brands, jaringan restoran terbesar di dunia McDonald Corp juga menyatakan, akan membuka satu toko setiap hari di China guna menyaingi Yum Brands. Direktur McDonald Asia Peter Rodwell tahun lalu mengungkapkan, pihaknya harus membuka outlet baru setiap hari dalam tiga atau empat tahun ke depan.
“Saat ini kami membuka toko baru setiap hari,”imbuhnya. Dia menambahkan,hanya dalam kurun waktu enam tahun, saat ini outlet waralaba McDonald di China sebanyak 20 persen, pihaknya juga masih akan menambah toko dari 1.300 outlet menjadi 2.000 pada 2013. Juru bicara McDonald Shanghai Vivian Zhang mengutarakan, lebih dari 75 persen outlet McDonald di seluruh dunia dioperasikan oleh pemegang waralaba.
“Waralaba dapat menjadi cara yang efektif guna pertumbuhan perusahaan di China yang memungkinkan untuk mempercepat ekspansi,”papar analis Riset Pasar China Shanghai,Ben Cavender.
Di China, ternyata bukan hanya perusahaan makanan yang berlomba-lomba membuka outlet baru.Perusahaan jaringan kedai kopi asal Seattle,Washington,Starbucks, baru-baru ini bahkan mendirikan perusahaan patungan dengan perusahaan China guna mengolah biji kopi di Propinsi China barat Daya,Yunnan.
Kantor berita Xinhua melaporkan, Starbucks dan Ai Ni Group akan membeli dan mengekspor kopi untuk membantu pasokan kopi di outlet Starbucks seluruh dunia. Namun pihak Starbucks tidak melaporkan rincian keuangan lebih lanjut. Starbuck saat ini memiliki lebih dari 500 outlet di seluruh daratan China,berencana membuka lebih dari 1.000 outlet di tahun-tahun mendatang.
Sebelumnya,perusahaan telah memprediksikan bahwa China memiliki potensi 200- 250 juta peminum kopi. Pada akhir 2010 lalu, Starbucks mengumumkan pihaknya tengah mengembangkan lahan pertanian kopi di Yunnan untuk mengamankan pasokan biji kopi berkualitas. “Kami berharap dapat memanen kopi Arabika pada 2014 mendatang,”ujar perusahaan tersebut.
Sebut saja,perusahaan multinasional yang bergerak di bidang restoran di bawah bendera Yum Brands Inc seperti Kentucky Fried Chicken (KFC), dan Pizza Hut. Bagi merek asal Amerika Serikat (AS) itu, China adalah pasar yang sangat menggiurkan. Terbukti dari laporan kuartal IV/2011 lalu di mana China menjadi kontributor utama pendapatan Yum Brands Inc.
Di negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa lebih itu, Yum Brands Inc mencatatkan peningkatan laba hingga 30 persen menjadi USD356 juta didorong oleh tingginya permintaan di China. Yum Brands menyatakan, pasar China penting untuk keberhasilan perusahaan.Komitmen menggarap pasar China diperlihatkan dengan telah dibukanya 656 restoran baru di Beijing sejak 1997 silam.
Chief Executive Officer Yum David C Novak mengatakan, pembukaan 656 restoran di China merupakan sebuah rekor bagi perusahaan. Menurutnya, toko-toko baru yang dibuka perusahaannya membukukan pertumbuhan penjualan hingga 19 persen.“KFC dan Pizza Hut berada di posisi teratas,”imbuhnya seperti dikutip BBC.
Namun kenaikan tajam laba perusahaan ternyata terganggu oleh peningkatan harga pangan dan biaya tenaga kerja.Akibatnya,pendapatan dari restoran Yum Brands di China turun 19,7 persen dari 2,4 persen pada kuartal terakhir 2011. Bulan inflasi China kembali naik menjadi 4,5 persen dari bulan sebelumnya 4,1 persen dipicu kenaikan harga komoditas rata-rata delapan persen.
Sekadar diketahui,perusahaan yang berbasis di Louisville, Kentucky Amerika Serikat (AS) adalah jaringan restoran dengan lebih dari 37 ribu restoran di dunia.
Yum Brands juga akan membuka sekitar empat restoran baru setiap hari di luar AS. Selain Yum Brands, jaringan restoran terbesar di dunia McDonald Corp juga menyatakan, akan membuka satu toko setiap hari di China guna menyaingi Yum Brands. Direktur McDonald Asia Peter Rodwell tahun lalu mengungkapkan, pihaknya harus membuka outlet baru setiap hari dalam tiga atau empat tahun ke depan.
“Saat ini kami membuka toko baru setiap hari,”imbuhnya. Dia menambahkan,hanya dalam kurun waktu enam tahun, saat ini outlet waralaba McDonald di China sebanyak 20 persen, pihaknya juga masih akan menambah toko dari 1.300 outlet menjadi 2.000 pada 2013. Juru bicara McDonald Shanghai Vivian Zhang mengutarakan, lebih dari 75 persen outlet McDonald di seluruh dunia dioperasikan oleh pemegang waralaba.
“Waralaba dapat menjadi cara yang efektif guna pertumbuhan perusahaan di China yang memungkinkan untuk mempercepat ekspansi,”papar analis Riset Pasar China Shanghai,Ben Cavender.
Di China, ternyata bukan hanya perusahaan makanan yang berlomba-lomba membuka outlet baru.Perusahaan jaringan kedai kopi asal Seattle,Washington,Starbucks, baru-baru ini bahkan mendirikan perusahaan patungan dengan perusahaan China guna mengolah biji kopi di Propinsi China barat Daya,Yunnan.
Kantor berita Xinhua melaporkan, Starbucks dan Ai Ni Group akan membeli dan mengekspor kopi untuk membantu pasokan kopi di outlet Starbucks seluruh dunia. Namun pihak Starbucks tidak melaporkan rincian keuangan lebih lanjut. Starbuck saat ini memiliki lebih dari 500 outlet di seluruh daratan China,berencana membuka lebih dari 1.000 outlet di tahun-tahun mendatang.
Sebelumnya,perusahaan telah memprediksikan bahwa China memiliki potensi 200- 250 juta peminum kopi. Pada akhir 2010 lalu, Starbucks mengumumkan pihaknya tengah mengembangkan lahan pertanian kopi di Yunnan untuk mengamankan pasokan biji kopi berkualitas. “Kami berharap dapat memanen kopi Arabika pada 2014 mendatang,”ujar perusahaan tersebut.
()