Sistem logistik perlu perbaikan total

Rabu, 15 Februari 2012 - 10:04 WIB
Sistem logistik perlu perbaikan total
Sistem logistik perlu perbaikan total
A A A


Sindonews.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah melakukan upaya pembenahan komprehensif terhadap sistem logistik di Indonesia yang buruk. Jika tidak, dikhawatirkan Indonesia tidak siap dan kalah saing manakala Komunitas Ekonomi ASEAN diberlakukan pada 2015.

”Sistem logistik kita masih buruk. Padahal, 2015 kita harus sudah terintegrasi dengan ASEAN,” ujar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik, Natsir Mansyur, dalam diskusi tentang sistem logistik di Jakarta, Selasa 14 Februari 2012.

Saat ASEAN telah terintegrasi dalam satu komunitas, maka otomatis komoditas dari negara ASEAN lainnya akan lebih bebas masuk ke dalam negeri, begitu pun sebaliknya. Jika sistem logistik dan infrastruktur penunjangnya tidak siap, Indonesia akan kalah saing.

Natsir mencontohkan, daya saing pelabuhan di Indonesia rendah, antara lain dikarenakan sistem bongkar-muat yang masih konvensional sehingga memakan waktu lama.

”Daya saing pelabuhan rendah karena untuk membongkar dari kapal saja harus antre sampai panjang. Ini kan tidak efisien. Sebab itu, Kadin menekankan bahwa modernisasi pelabuhan itu penting,” tandasnya.

Ketua Lembaga Pengkajian Peneliti dan Pengembangan Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (LP3E Kadin) Didik J Rachbini menilai sistem logistik yang diterapkan di Indonesia salah kelola, tidak memiliki otoritas yang dapat mengoordinasi hubungan satu sama lain.

Ketiadaan manajemen yang terintegrasi ini bisa dilihat dari indikasi handling di mana di Singapura hanya membutuhkan waktu sehari, sementara di Indonesia bisa 5–6 hari. ”Akibatnya, ongkos pun membengkak,” cetusnya.

Didik meminta pemerintah melakukan upaya menyeluruh untuk memperbaiki sistem logistik. Upaya konkret seperti transparansi, peralihan dari sistem manual dan konvensional ke elektronik, serta pengurangan kontainer, harus segera dijalankan.

Didik juga mengingatkan bahwa tingginya ongkos logistik bisa memicu inflasi. Anggota LP3E Kadin Ina Primiana menambahkan, biaya logistik di Indonesia mencapai 24 persen dari total produk domestik bruto (PDB) atau setara Rp1.820 triliun.

Angka tersebut sangat tinggi jika dibandingkan dengan Malaysia (15 persen), serta Amerika dan Jepang (10 persen).

Menurut Ina, salah satu permasalahan logistik di Indonesia adalah kurangnya sumber daya manusia yang betul-betul mengetahui bisnis logistik. Selain itu, menurut dia, sistem logistik seharusnya dipisahkan berdasar sektor atau produk. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7410 seconds (0.1#10.140)