Kenaikan tarif PDAM pengaruhi inflasi Solo
A
A
A
Sindonews.com - Warga kota Solo harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayar tarif air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang naik menjadi Rp2.250 dari Rp2.050 per meter kubik pada tagihan bulan Februari ini. Kenaikan ini diperkirakan akan mempengaruhi tingkat inflasi Kota Solo.
“Namun inflasi year on year kota Solo pada Februari 2012 diperkirakan masih on the track dengan sasaran inflasi nasional yang sebesar 4,5 persen plus minus satu persen,” jelas Sekretaris Tim Pengarah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kota Solo Doni P Joewono saat ditanya soal faktor penyebab inflasi Februari 2012 kota Solo, di Kantor Bank Indonesia Solo, Jawa Tengah, Rabu (15/2/2012).
Doni yang juga Kepala Kantor Bank Indonesia Solo mengatakan, berdasarkan hasil kesimpulan rapat TPID kota Solo, harga sebagian besar komoditas relatif stabil, meski khusus komoditas beas berada pada level stabil tinggi.
Menurut Doni, banyak pihak memang mengatakan produksi beras surplus tetapi harganya selalu naik. Penyebabnya di antara lain, panen tidak merata, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah/beras yang baru belum diumumkan sehingga menimbulkan spekulasi bagi pedagang beras.
“Saat ini Bulog hanya mampu membeli gabah dengan harga Rp4.300 per kilogram, dan beras dengan harga Rp6.500 per kilogram. Pedagang beras mengharapkan segera diterbitkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah/beras. Inpres tersebut dibutuhkan pedagang sebagai acuan dalam bisnisnya,” ungkapnya.
Kegagalan panen di beberapa daerah karena serangan hama dan cukup maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi fungsi lain, menurut Sekretaris TPID kota Solo, mempengaruhi produksi beras.
“Namun inflasi year on year kota Solo pada Februari 2012 diperkirakan masih on the track dengan sasaran inflasi nasional yang sebesar 4,5 persen plus minus satu persen,” jelas Sekretaris Tim Pengarah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kota Solo Doni P Joewono saat ditanya soal faktor penyebab inflasi Februari 2012 kota Solo, di Kantor Bank Indonesia Solo, Jawa Tengah, Rabu (15/2/2012).
Doni yang juga Kepala Kantor Bank Indonesia Solo mengatakan, berdasarkan hasil kesimpulan rapat TPID kota Solo, harga sebagian besar komoditas relatif stabil, meski khusus komoditas beas berada pada level stabil tinggi.
Menurut Doni, banyak pihak memang mengatakan produksi beras surplus tetapi harganya selalu naik. Penyebabnya di antara lain, panen tidak merata, Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah/beras yang baru belum diumumkan sehingga menimbulkan spekulasi bagi pedagang beras.
“Saat ini Bulog hanya mampu membeli gabah dengan harga Rp4.300 per kilogram, dan beras dengan harga Rp6.500 per kilogram. Pedagang beras mengharapkan segera diterbitkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah/beras. Inpres tersebut dibutuhkan pedagang sebagai acuan dalam bisnisnya,” ungkapnya.
Kegagalan panen di beberapa daerah karena serangan hama dan cukup maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi fungsi lain, menurut Sekretaris TPID kota Solo, mempengaruhi produksi beras.
()