Beras impor banjiri gudang Bulog Indramayu

Rabu, 15 Februari 2012 - 19:16 WIB
Beras impor banjiri gudang Bulog Indramayu
Beras impor banjiri gudang Bulog Indramayu
A A A


Sindonews.com - Gudang-gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) sub divre Indramayu dibanjiri beras impor dari vietnam. Tiga ribu ton beras impor disimpan di tiga gudang beras milik sub divre bulog Indramayu yakni gudang Widasari, gudang Kertasemaya dan Losarang.

Wakil kepala Sub divre bulog Indramayu, Taufik Budi Santoso mengatakan, tiga ribu ton beras impor tersebut merupakan pasokan dari moving regional (Movreg) dari DKI Jakarta. "Kita dapat pasokan beras dari DKI jakarta namun berasnya merupakan beras impor," katanya.

Beras impor yang tersimpan di sejumlah gudang beras milik sub divre bulog Indramayu untuk memenuhi kebutuhan penyaluran raskin (beras untuk masyarakat miskin) pada bulan Maret 2012. "Stok kita semakin menipis, sementara penyerapan hasil panen belum dapat dilakukan," ungkapnya.

Taufik menjelaskan, pada bulan Februari, stok beras milik sub divre bulog Indramayu tinggal 500 ton. "Stok kami semakin menipis, jika tidak mendapatkan pasokan beras tambahan, kami tidak dapat memenuhi kebutuhan raskin bulan depan," katanya.

Kuota penyaluran raskin setiap bulannya mencapai 2.500 ton. Kendala lainnya adalah penyerapan hasil panen petani pada musim tanam rendeng kali ini belum dapat dilakukan. "Masa panen raya baru akan terjadi pada akhir Maret, sementara stok kita terbatas," katanya.

Stok beras di gudang bulog mulai menipis sejak awal januari lalu. Pada awal tahun, stok beras yang dimiliki hanya 5.500 ton. "Stok yang ada hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan pada bulan Januari dan Februari," katanya.

Meski harus menggunakan beras impor, namun pihaknya optimis pada penyaluran raskin bulan April mendatang, stok bulog dari penyerapan hasil panen petani dapat memenuhi kuota untuk kebutuhan raskin.

Mengenai harga raskin yang menggunakan beras impor, Bulog Indramayu harga beras raskin untuk masyarakat tidak mengalami kenaikan. "Secara kualitas lebih baik, namun harga yang dijual tidak berubah," katanya.

Kebijakan untuk memasok beras impor tersebut hampir merata dilakukan sejumlah daerah di Indonesia. Di Jawa barat sejumlah daerah seperti Bandung, Cianjur, Cirebon dan Subang juga mendapatkan pasokan beras impor untuk kebutuhan lokal.

Sementara itu, ketua Wahana Masyarakat Tani Nelayan Indonesia (WAMTI) Kabupaten Indramayu, Wawan Sugiarto mengaku prihatin dengan masuknya beras impor dar vietnam. "Indramayu merupakan salah satu lumbung padi nasional, namun stok yang dimiliki tidak mampu memenuhi kebutuhan lokal," katanya.

Ia berharap penyerapan hasil panen petani dapat dimaksimalkan, agar bulog dapat menggunakan beras lokal untuk penyaluran raskin pada bulan-bulan berikutnya.

Mitra-mitra kerja bulog Indramayu diharapkan dapat bekerja lebih maksimal agar pemenuhan kebutuhan lokal dapat terpenuhi. Sentra-sentra produksi padi seperti di Kecamatan haurgeulis, Anjatan, Gantar, Sukagumiwang, Tukdana dan Widasari harus diserap hasil panennya secara optimal. "Jangan sampai terjadi ketergantungan dengan pasokan-pasokan beras impor," ujarnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6484 seconds (0.1#10.140)