Wamen ESDM: Kilang Selayar serahkan swasta saja

Kamis, 16 Februari 2012 - 17:56 WIB
Wamen ESDM: Kilang Selayar serahkan swasta saja
Wamen ESDM: Kilang Selayar serahkan swasta saja
A A A


Sindonews.com - Pemerintah menilai pengembangan kilang baru di Selayar, Sulawesi Selatan, lebih baik diolah swasta ketimbang PT Pertamina (Persero). Selain itu, juga lebih baik dikembangkan sisi hulunya daripada hilirnya.

"Itu kalau tidak salah sudah ada perusahaan swasta yang mau ngembangin kilang di Selayar, Sulawesi Selatan," ujar Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo yang ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (16/2/2012).

Terkait impor minyak dari Kuwait, lanjut Widjajono, adalah rencana lama, namun opsi tersebut sudah tidak jadi pertimbangkan pemerintah. "Kalau Pertamina susah mengelolanya, sedangkan swasta bisa, kenapa bukan swasta saja yang kelola? Biarlah Pertamina mengurus lainnya seperti Natuna atau lainnya, Kalau bisa Pertamina jangan terlalu banyak ngurusi hilir," ujar Widjajono.

Widjajono mengatakan, Pertamina lebih baik mengembangkan sisi hulunya saja ketimbang harus memikirkan sisi hilir yang untungnya sangat kecil. "Kalau menurut saya, portofolionya lebih menguntungkan yang hulu. Urusan hilir Kenapa tidak kita serahkan ke swasta, terus kita kasih insentif dalam artian pemerintah tidak perlu keluar uang tapi dalam pengertian pengurangan pajak."

Widjajono menjelaskan, pasokan minyak mentah impor dari Kuwait harganya kemungkinan bisa lebih murah daripada harga ekspor BBM. "Daripada kita impor BBM mending kita impor minyak mentah, apalagi mungkin saja harga minyak Kuwait lebih murah dari harga ekspor BBM kita. Intinya gitu, daripada kita impor 500 ribu barel per hari. Selayar itu kapasitasnya 250 ribu barel per hari, daripada kita impor mending bikin di sini untuk ketahanan energi nasional kita," tegasnya.

Menurutnya, pemerintah jangan terlalu sulit memberikan izin kepada swasta dan pihak swasta harus diberi insentif agar dapat mengembangkan kilang tersebut. "Sekarang kasih sajalah insentif. Insentif kan bisa pengurangan pajak saja. Memang lama, tapi kita harus pikir yang lebih rasionil daripada kita impor BBM yang harganya mahal dan ketahanan ekonomi kita lemah. Hitung keekonomian saja kalau memang menguntungkan bangun kilang di Indonesia, kenapa tidak?" pungkasnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4484 seconds (0.1#10.140)