Para bankir dinilai akan lemahkan independensi OJK
A
A
A
Sindonews.com - Munculnya nama-nama bankir dalam bursa pemilihan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai akan melemahkan independensi lembaga dalam pengawasan perbankan.
Para pengamat meminta Dewan Komisioner OJK paling pas jika diisi dan dipimpin orang Bank Indonesia (BI) dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
"Sebab ini masa transisi, sehingga jika diisi orang bankir maka banyak yang meragukan independensinya terutama dalam berkoordinasi dengan otoritas moneter dan fiskal nanti," ujar Direktur Central for Banking Crisis (CBC) Deni Ahmad Daruri di Jakarta, Senin (22/2/2012) malam.
Menurut Deni, masa transisi OJK sangat retan dengan intervensi pihak manapun, sehingga independensi OJK harus dijaga dan diperkuat. Jika punya independensi yang kuat, kata dia, maka OJK bisa melakukan tugasnya secara maksimal, terutama untuk berkoordinasi dengan otoritas moneter dan fiskal.
Lebih jauh Deni berpendapat, nama-nama bankir yang masih aktif cukup mengkhawatirkan. Nama-nama yang dimaksud antara lain Wakil Direktur Bank Mandiri Riswinandi, Komisaris Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Peter Benyamin Stok, Komisaris Independen Bank Tabungan Negara (BTN) Deswandhy Agusman, dan beberapa nama lainnya.
Jika nama-nama bankir ini tetap masuk, dia menjelaskan, maka independen akan sulit dijaga sehingga proses koordinasipun akan lemah.
"Logikanya, bagaimana seorang bankir aktif masuk OJK, setelah itu mengawasi lembaga keuangan yang notabennya bekas banknya sendiri. Kan susah," katanya.
Dani sendiri berharap ketua JK nanti bisa dipimpin dari bank sentral, wakilnya dari pasar modal, sedangkan anggotanya sebagian diambil dari BI dan Kementerian Keuangan. (ank)
Para pengamat meminta Dewan Komisioner OJK paling pas jika diisi dan dipimpin orang Bank Indonesia (BI) dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
"Sebab ini masa transisi, sehingga jika diisi orang bankir maka banyak yang meragukan independensinya terutama dalam berkoordinasi dengan otoritas moneter dan fiskal nanti," ujar Direktur Central for Banking Crisis (CBC) Deni Ahmad Daruri di Jakarta, Senin (22/2/2012) malam.
Menurut Deni, masa transisi OJK sangat retan dengan intervensi pihak manapun, sehingga independensi OJK harus dijaga dan diperkuat. Jika punya independensi yang kuat, kata dia, maka OJK bisa melakukan tugasnya secara maksimal, terutama untuk berkoordinasi dengan otoritas moneter dan fiskal.
Lebih jauh Deni berpendapat, nama-nama bankir yang masih aktif cukup mengkhawatirkan. Nama-nama yang dimaksud antara lain Wakil Direktur Bank Mandiri Riswinandi, Komisaris Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Peter Benyamin Stok, Komisaris Independen Bank Tabungan Negara (BTN) Deswandhy Agusman, dan beberapa nama lainnya.
Jika nama-nama bankir ini tetap masuk, dia menjelaskan, maka independen akan sulit dijaga sehingga proses koordinasipun akan lemah.
"Logikanya, bagaimana seorang bankir aktif masuk OJK, setelah itu mengawasi lembaga keuangan yang notabennya bekas banknya sendiri. Kan susah," katanya.
Dani sendiri berharap ketua JK nanti bisa dipimpin dari bank sentral, wakilnya dari pasar modal, sedangkan anggotanya sebagian diambil dari BI dan Kementerian Keuangan. (ank)
()