Wamen ESDM: Hukum berat penimbun BBM!
A
A
A
Sindonews.com - Menjelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang akan dilakukan pemerintah pada April mendatang, disinyalir akan rawan terjadinya penimbunan. Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo menegaskan penimbum BBM ini harus dihukum seberat-beratnya.
Soal kemungkinan terjadi aksi penimbunan BBM yang dilakukan oknum, Widjajono menilai kalaupun terjadi hal itu tidak dalam skala besar.
"Kalau dia timbun banyak-banyak pasti ketahuan, biar aparat bisa menindaknya. Kalau perlu hukum mati,” kata Widjajono Partowidagdo usai menjadi pembicara utama dalam seminar masa depan tambang dan lingkungannya yang diselenggarakan AJI Kota Balikpapan, di Hotel Grand Tiga, Balikpapan, kemarin.
Saat ini, subsidi BBM makin membengkak yakni sebesar Rp225 triliun yakni untuk transportasi saja menghabiskan Rp165 triliun, untuk PLN sebanyak Rp90 triliun. Sedangkan penghasilan di sektor migas hanya Rp270 triliun.
“Di Indonesia energi lebih murah, batu bara banyak, gas dan panas bumi murah, tetapi kita pakai BBM yang tidak kita miliki banyak. Produksi minyak kita 900 ribu barel per hari, impornya BBM dan minyak mentah 770 ribu barel, ekspor kita 360 ribu barel. Maka lebih baik kita beralih ke energi lain. Batu bara kita produksinya 3,5 juta oil ekuivalen per hari, minyaknya hanya 900 ribu barel, gas 1,5 juta MMBTU,” terangnya.
Widjajono yang juga guru besar ITB ini yakin kenaikan BBM tidak terlalu menimbulkan reaksi keras masyarakat. Karena pendapat masyarakat dari kalangan seperti pengusaha, organda serta sebagian besar anggota DPR setuju kenaikan, tentunya dengan kenaikan yang tidak terlalu tinggi.
“Kenaikan paling besar yaitu Rp2.000. Kita sebelumnya pernah menaikkan harga BBM tapi tidak apa-apa, masyarakat bahkan belinya juga sudah Rp6.000,” tandasnya.
Dia juga menerangkan jika mau diversifikasi, maka tidak perlu disubsidi. "LPG untuk masak, BBG untuk transportasi, batu bara untuk listrik. Tidak perlu subsidi sehingga duitnya untuk peningkatan kesejahtraan masyarakat, transportasi infrastruktur, bisa juga buat mobil sendiri.
Indonesia kalau mau lebih maju sebaiknya uangnya digunakan ke hal-hal yang benar artinya kita menggunakan energi yang murah jangan pakai energi yang mahal dimana kita sendiri tidak miliki,” terangnya. (ank)
Soal kemungkinan terjadi aksi penimbunan BBM yang dilakukan oknum, Widjajono menilai kalaupun terjadi hal itu tidak dalam skala besar.
"Kalau dia timbun banyak-banyak pasti ketahuan, biar aparat bisa menindaknya. Kalau perlu hukum mati,” kata Widjajono Partowidagdo usai menjadi pembicara utama dalam seminar masa depan tambang dan lingkungannya yang diselenggarakan AJI Kota Balikpapan, di Hotel Grand Tiga, Balikpapan, kemarin.
Saat ini, subsidi BBM makin membengkak yakni sebesar Rp225 triliun yakni untuk transportasi saja menghabiskan Rp165 triliun, untuk PLN sebanyak Rp90 triliun. Sedangkan penghasilan di sektor migas hanya Rp270 triliun.
“Di Indonesia energi lebih murah, batu bara banyak, gas dan panas bumi murah, tetapi kita pakai BBM yang tidak kita miliki banyak. Produksi minyak kita 900 ribu barel per hari, impornya BBM dan minyak mentah 770 ribu barel, ekspor kita 360 ribu barel. Maka lebih baik kita beralih ke energi lain. Batu bara kita produksinya 3,5 juta oil ekuivalen per hari, minyaknya hanya 900 ribu barel, gas 1,5 juta MMBTU,” terangnya.
Widjajono yang juga guru besar ITB ini yakin kenaikan BBM tidak terlalu menimbulkan reaksi keras masyarakat. Karena pendapat masyarakat dari kalangan seperti pengusaha, organda serta sebagian besar anggota DPR setuju kenaikan, tentunya dengan kenaikan yang tidak terlalu tinggi.
“Kenaikan paling besar yaitu Rp2.000. Kita sebelumnya pernah menaikkan harga BBM tapi tidak apa-apa, masyarakat bahkan belinya juga sudah Rp6.000,” tandasnya.
Dia juga menerangkan jika mau diversifikasi, maka tidak perlu disubsidi. "LPG untuk masak, BBG untuk transportasi, batu bara untuk listrik. Tidak perlu subsidi sehingga duitnya untuk peningkatan kesejahtraan masyarakat, transportasi infrastruktur, bisa juga buat mobil sendiri.
Indonesia kalau mau lebih maju sebaiknya uangnya digunakan ke hal-hal yang benar artinya kita menggunakan energi yang murah jangan pakai energi yang mahal dimana kita sendiri tidak miliki,” terangnya. (ank)
()