Mensos: BLT tak mengentadkan kemiskinan
A
A
A
Sindonews.com - Program pemerintah memberikan bantuan tunai langsung (BLT) sebagai kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), bukan merupakan program pengentasan kemiskinan. Melainkan sebagai daya rangsang pemerintah kepada masyarakat agar daya beli masyarakat kembali naik.
Hal ini dikatakan Menteri Sosial Republik Indonesia Salim Segaf Al Jufri, seusai menghadiri wisuda ke XIV program sarjana dan Magister Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta, Senin (27/2/2012).
"Ada 11 kementerian yang memiliki program pengentasan kemiskinan. Salah satunya melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kelompok Usaha Bersama (KUBE), dan lain-lain," jelasnya.
Menyangkut BLT, menurut Mensos, hingga saat ini besaran BLT yang akan diterima warga miskin belum ditentukan. Hal tersebut masih dibicarakan dengan DPR, termasuk jumlah warga yang akan menerima BLT tersebut. Sedangkan untuk teknis pembagian, jika diputuskan dalam bentuk BLT maka akan diberikan melalui perbankan by name by address.
"BLT bersifat sementara, sebab dengan harga BBM yang naik, pasti akan diikuti dengan naiknya barang-barang yang lain dan menyebabkan daya beli masyarakat semakin turun," jelasnya lagi.
Sedangkan untuk jangka waktu pemberian BLT, Mensos mengatakan kemungkinan selama delapan bulan dan akan dimulai mulai April mendatang.
"Belum diputuskan berapa jumlah yang menerima, kemungkinan jumlahnya sama dengan jumlah warga miskin penerima beras miskin (raskin) seperti tahun-tahun sebelumnya," pungkasnya.
Disinggung efektifnya program tersebut untuk peningkatan pendapatan masyarakat miskin, Mensos mengatakan bahwa program tersebut bukan bertujuan untuk peningkatan pendapatan. Karena sifatnya hanya sementara dan untuk mengembalikan daya beli masyarakat yang turun akibat naiknya harga BBM. (bro)
()