TNI panen 27 ton padi

Senin, 05 Maret 2012 - 14:05 WIB
TNI panen 27 ton padi
TNI panen 27 ton padi
A A A


Sindonews.com - Komando Distrik Militer (Kodim) 1410 Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) memanen padi jenis Legowo 21 sekira 27 ton di Keluran Pallantikang Kecamatan Bantaeng.

Menurut Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI M. Nizam, yang langsung melakukan panen perdana di Bantaeng mengatakan, pihaknya sengaja melakukan penamaman padi sebagai bentuk dari dukungan ketahanan pangan, sesuai instruksi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

“Tidak boleh terjadi lagi impor beras, makanya TNI mendukung pemerintah agar tidak ada lagi impor beras, yang sebelumnya mencapai 3 juta ton,” ungkap Nizam didampingi Danrem 141 Toddopuli (Tp) Kolonel (Inf) Syukran Hambali, Senin (5/3/2012).

Dia mengatakan, Bantaeng merupakan daerah yang pertama di Sulsel yang berhasil melakukan panen padi. Setelah panen kemarin, pihaknya akan memberikan padi yang disiapkan sebagai bibit itu, kepada para petani
yang ada di Bantaeng. Namun mengenai gratis atau tidaknya pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Pemkab Bantaeng.

Sawah seluas 3 Hektare (Ha) itu, juga langsung dikelola oleh Kopral dibawah naungan Kodim Bantaeng, dan dibimbing oleh ahli pertanian Dr Muhtar. Nizam mengaku, akan menginstruksikan seluruh Kodim, untuk mendukung ketahanan pangan tersebut.

Sementara itu, Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah mengatakan, pihaknya sangat berterima kasih kepada TNI, yang sudah membantu mempromosikan padi jenis Legowo 21.

“Program padi Legowo 21 ini sudah dirancang dua tahun, dan TNI sudah membantu mensosialisasikan, dan semoga dengan panen ini bisa tersosialisasi,” jelas Nurdin.

Nurdin yang juga guru besar Universitas Hasanuddin bidang pertanian itu mengatakan, padi Legowo 21 memang memiliki banyak keunggulan, di antaranya bisa menghemat pengeluaran sekitar 50 persen, karena sedikit
menggunakan pupuk dan memiliki daya saing yang tinggi.

Nurdin juga mengatakan, pihaknya juga sangat mendukung di bidang pertanian, lantaran pertanian merupakan hal yang paling mendesak dan merupakan tulang punggung negara. “Kalau mengenai Dr Muhtar bisa diperbantukan jika ada yang membutuhkan tenaganya lagi,” tandas Nurdin. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0451 seconds (0.1#10.140)