40% capex PTBA untuk proyek pelabuhan Tarahan
A
A
A
Sindonews.com – PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk (PTBA) mengalokasikan dana sekitar 40 persen dari belanja modalnya tahun ini untuk menyelesaikan pembangunan pelabuhan Tarahan, Bandar Lampung. Adapun, belanja modal (capital expenditure/capex) organik perseroan tahun ini sebesar Rp1,4 triliun.
Direktur Utama PTBA Milawarma mengatakan, total dana yang disiapkan perseroan untuk pembangunan pelabuhan Tarahan mencapai Rp1,5–1,6 triliun. Pembangunan pelabuhan tersebut sudah dimulai perseroan sejak 2010.
Pada tahun ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tambang tersebut mengalokasikan dana sebesar Rp560 miliar. “Untuk tahun ini, investasinya Rp560 miliar. Dana itu dari capex perseroan,” kata dia di Jakarta, Selasa 6 Maret 2012.
Dia menjelaskan, pembangunan pelabuhan Tarahan tersebut sudah dimulai perseroan sejak 2010 dan akan rampung pada tahun depan. Guna mengantisipasi peningkatan kapasitas angkutan kereta api dari Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan, perseroan meningkatkan kapasitas Pelabuhan Tarahan dengan throughput 25 juta ton per tahun.
PTBA menambah dua unit rotary car dumper (RCD), satu ship loader dan satu dermaga baru yang bisa disandari kapal capesize 150.000 DWT. Saat ini perseroan hanya memiliki satu kapal berkapasitas 80.000 DWT. Perseroan menargetkan, proyek ini rampung pada pertengahan 2013. “Dengan demikian, pelabuhan Tarahan bisa full capacity pada 2014,” ujarnya.
Milawarma mengungkapkan, dana capex tersebut berasal dari kas internal perusahaan. Sementara, sisa dana capex lain akan digunakan PTBA untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pengembangan proyek coal bed methane (CBM), dermaga Kertapati, dan infrastruktur di lokasi PLTU Peranap, Indragiri Hulu, Riau.
Dia menjelaskan, proyek PLTU perseroan berkapasitas 3x10 megawatt (MW) di Tanjung Enim yang sedang dalam pengerjaan adalah untuk penggunaan sendiri.
Kinerja positif
PTBA pada tahun lalu berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp3,09 triliun. Angka tersebut naik 54 persen dibanding laba bersih tahun sebelumnya senilai Rp2 triliun.
Menurut Milawarma, kenaikan laba bersih perseroan didorong peningkatan volume penjualan batu bara, harga pasar, dan efisiensi yang dilakukan. Adapun, volume penjualan batu bara perseroan tumbuh 4 persen menjadi 13,5 juta ton dibanding 2010 sebanyak 13 juta ton.
Dari volume penjualan tersebut, sekitar 65 persen atau 877.500 ton merupakan penjualan domestik dan sisanya ekspor sebanyak 472.500 ton. Sementara, harga jual batu bara pada tahun lalu mengalami kenaikan rata-rata tertimbang sebesar 24 persen untuk pasar domestik menjadi Rp755.220 per ton dibanding tahun sebelumnya Rp612.366 per ton.
Sedangkan, harga rata-rata ekspor naik menjadi USD101,04 per ton dari tahun sebelumnya USD67,5 per ton. “Kalau dari sisi rupiah naik sebesar 39% karena penerimaan kita dalam rupiah,” ujar Milawarma.
Analis PT HD Capital Yuganur Wijanarko berpendapat, perusahaan tambang pelat merah tersebut pada tahun ini memiliki prospek kinerja yang positif seiring naiknya harga jual komoditas batu bara dan meningkatnya permintaan batu bara di pasar internasional.
Melihat kemampuan perseroan membiayai belanja modal dari kas perusahaan, menurut dia, perseroan masih memiliki kemampuan besar untuk melakukan akuisisi atau rencana ekspansi lainnya. (bro)
()