Investasi kapas, Agung Lestari siapkan Rp1 M
A
A
A
Sindonews.com - Rencana investasi kapas di Kabupaten Bantaeng yang akan dilakukan oleh PT Agung Lestari Sumba Timur Plantation (ALSTP) di Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) akan berinvestasi sekitar Rp1 miliar, selama dua tahun.
Menurut Presiden Direktur PT ALSTP Tan Prayitno, bahwa dana tersebut akan dibagi dalam dua tahap yakni untuk tahun 2012 pihaknya menyiapkan sekitar Rp600 juta, dan tahun 2013 disiapkan Rp400 juta.
Saat ini, kata Prayitno, pihaknya tengah melakukan uji coba di Bantaeng dengan luas lahan 1 Hektare (Ha) atau sekitar 700 Kg. Dia berharap, dengan investasi tersebut, Bantaeng bisa dijadikan sebagai Kabupaten penghasil benih kapas, yang akan memasok ke beberapa wilayah di Sulsel. Apalagi Bantaeng memiliki program kabupaten benih berbasis tehnologi, sehingga diharapakan kerja sama tersebut bisa berhasil.
Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Hutbun) Bantaeng Muhammad Hero menyebutkan, penangkaran kapas jenis Karisma itu, merupakan langkah yang sangat baik. Pasalnya kapas tersebut memiliki banyak keunggulan di antaranya biaya produksi yang kecil yakni sekitar Rp800 ribu/Ha, serta waktu panen yang lebih cepat dari kapas lain.
“Lama penamaman hingga masa panen hanya 100-110 hari saja dibanding yang lain mencapai 160 hari,” jelas Hero.
Selain itu, bibit kapas tersebut juga akan disiapkan dari Badan Tenaga Atom Nasional (Batan). Lanjut dia, saat ini Pemkab bukan hanya menggenjot bidang pertanian, namun mulai merambah bidang perkebunan dan kehutanan, sehingga program kerja sama dengan investor asal Jakarta tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Mengenai PAD antara investor dan Pemkab Bantaeng, masih akan dibicarakan lebih lanjut karena belum dituangkan dalam nota kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU). Namun demikian, pihaknya yakin jika kerja sama tersebut akan memberikan PAD ke Bantaeng.
“Jadi dengan adanya penangkaran kapas ini, nanti akan disebar. Sehingga Sulsel khususnya Bantaeng tidak lagi tergantung dengan kapas impor yang sebelumnya mencapai 99,3 persen,” jelas Hero. (bro)
()