SLPTT tingkatkan produksi padi 12 ton/Ha
A
A
A
Sindonews.com - Penerapan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) yang menerapkan teknologi pertanian modern mampu menghasilkan produksi padi perhektarnya mencapai 12 ton. Padahal sebelum menggunakan SLPTT produksi hasil pertanian hanya mampu menghasilkan 10 ton perhektarnya.
Menurut Sumarjono, Tenaga Harian Lepas, Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Pemerintah Kabupaten Bantul, DIY mengatakan, dalam program percontohan dengan menggunakan lahan pertanian seluas 6 hektar (Ha) di Desa Gadingharjo, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, melalui 6 kelompok tani setiap hektarnya, lahan padi yang ditanami padi baik jenis IR 64 atau Ciherang mampu menghasilkan 12 ton perhektar.
"Sebelumnya dengan cara tanam tradisional hanya mampu menghasilkan 10 ton perhektar," katanya, Rabu, (7/3/2012)
Penggunaan teknologi pertanian modern meliputi penggunaan benih unggul, penggunaan pupuk organik, tanaman benih muda kurang 15, sistem tanam 1 hingga 2 batang setiap rumpun, penanaman tidak terlalu dalam terbukti mampu meningkatkan hasil panen padi perhektarnya.
"Teknologi pertanian yang dikenalkan kepada kelompok petani ini sangat bermanfaat karena peningkatan hasil produksi padi. Ada 6 kelompok petani yang merasakan peningkatan produksi hasil padi per hektarnya," tandasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkab Bantul, Edi Suhariyanta mengatakan 625 kelompok di Bantul menerima bantuan benih unggul dan biaya pertemuan kelompok tani untuk membuat labolatorium lapangan.
"Labolatorium lapangan merupakan percontohan penerapan teknologi pertanian khususnya dalam penanaman padi," ucapnya.
Lebih lanjut Edi menyatakan dalam laboratorium sangat dihindari penggunaan pupuk kimia jika perlu menggunakan pupuk organik agar petani tak tergantung pada pupuk kimia.
"Saat ini pupuk kimia harganya tinggi. Biarkan harga pupuk kimia naik karena petani tak tergantung lagi pada pupuk kimia," pungkasnya. (ank)
Menurut Sumarjono, Tenaga Harian Lepas, Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian, Dinas Pertanian dan Kehutanan, Pemerintah Kabupaten Bantul, DIY mengatakan, dalam program percontohan dengan menggunakan lahan pertanian seluas 6 hektar (Ha) di Desa Gadingharjo, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, melalui 6 kelompok tani setiap hektarnya, lahan padi yang ditanami padi baik jenis IR 64 atau Ciherang mampu menghasilkan 12 ton perhektar.
"Sebelumnya dengan cara tanam tradisional hanya mampu menghasilkan 10 ton perhektar," katanya, Rabu, (7/3/2012)
Penggunaan teknologi pertanian modern meliputi penggunaan benih unggul, penggunaan pupuk organik, tanaman benih muda kurang 15, sistem tanam 1 hingga 2 batang setiap rumpun, penanaman tidak terlalu dalam terbukti mampu meningkatkan hasil panen padi perhektarnya.
"Teknologi pertanian yang dikenalkan kepada kelompok petani ini sangat bermanfaat karena peningkatan hasil produksi padi. Ada 6 kelompok petani yang merasakan peningkatan produksi hasil padi per hektarnya," tandasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkab Bantul, Edi Suhariyanta mengatakan 625 kelompok di Bantul menerima bantuan benih unggul dan biaya pertemuan kelompok tani untuk membuat labolatorium lapangan.
"Labolatorium lapangan merupakan percontohan penerapan teknologi pertanian khususnya dalam penanaman padi," ucapnya.
Lebih lanjut Edi menyatakan dalam laboratorium sangat dihindari penggunaan pupuk kimia jika perlu menggunakan pupuk organik agar petani tak tergantung pada pupuk kimia.
"Saat ini pupuk kimia harganya tinggi. Biarkan harga pupuk kimia naik karena petani tak tergantung lagi pada pupuk kimia," pungkasnya. (ank)
()