Pertamina siap percepat proyek kilang LNG Arun
A
A
A
Sindonews.com - Seiring dengan keinginan pemerintah untuk mempercepat pemanfaatan kilang LNG Arun, PT Pertamina (Persero) menyambut positif hal tersebut.
Pada dasarnya, Kilang LNG Arun sebagai terminal penerima dan regasifikasi LNG guna memenuhi kebutuhan gas di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara yang kebutuhannya ditaksir akan mencapai sekitar 420 MMscfd pada 2018.
Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun mengungkapkan bahwa Pertamina berkomitmen melakukan berbagai upaya percepatan-percepatan pelaksanaan proyek yang diperkirakan menelan investasi sekitar USD80 juta di luar pembangunan pipa sepanjang ruas Arun-Belawan.
"Optimisme tersebut diyakini akan lebih mudah dicapai, karena selain telah mendapatkan dukungan dari pemerintah, Pertamina juga telah secara intensif membahas bentuk kerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Aceh," ungkap Harun di Jakarta, Jumat (9/3/2012).
Selanjutnya, Harun menambahkan kerjasama tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan rakyat dan Pemerintah Aceh terhadap Pertamina.
Harun mengatakan tujuan dari konversi aset Arun tersebut adalah untuk menunjang kelangsungan pembangunan Aceh dengan menghidupkan kembali industri yang telah mati suri, seperti PT Asean Aceh Fertilizer, PT Kertas Kraft Aceh, Perusahaan Daerah Pemerintah Aceh, serta menjaga kinerja PT Pupuk Iskandar Muda secara berkelanjutan.
"Proyek itu juga untuk dimanfaatkan menjadi infrastruktur penyedia gas bagi PT PLN (Persero) dan industri di Medan dan sekitarnya," paparnya.
Dirinya menjelaskan kapasitas Arun pada tahap awal 200 MMscfd dan bisa ditingkatkan menjadi 320 MMscfd dengan rencana investasi konversi fasilitas LNG Arun senilai USD73 juta untuk belanja modal (capital expenditure/capex).
"Biaya tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan apabila membangun FSRU baru dan atau menyewa fasilitas tersebut dari pihak lain," jelasnya.
Proyek tersebut telah menyelesaikan pekerjaan front end engineering design (FEED) pada Juni 2011 dan berbagai kajian lain dengan biaya hanya sekitar USD400 ribu terminal penerima dan regasifikasi LNG Arun diharapkan sudah onstream pada Juni 2013.
"Adapun, pembangunan ruas pipa Arun-Belawan dapat dilakukan lebih cepat karena PT Bina Marga, PT KA, dan Pertamina telah melakukan pembahasan kerjasama pemanfaatan sebagian lahan jalan dan jalur kereta untuk pembangunan/ penggelaran pipa Arun-Belawan. Dengan adanya skema kerjasama ini maka tidak diperlukan lagi pembebasan lahan untuk jalur pipa (right of way)," tandas Harun. (ank)
Pada dasarnya, Kilang LNG Arun sebagai terminal penerima dan regasifikasi LNG guna memenuhi kebutuhan gas di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara yang kebutuhannya ditaksir akan mencapai sekitar 420 MMscfd pada 2018.
Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun mengungkapkan bahwa Pertamina berkomitmen melakukan berbagai upaya percepatan-percepatan pelaksanaan proyek yang diperkirakan menelan investasi sekitar USD80 juta di luar pembangunan pipa sepanjang ruas Arun-Belawan.
"Optimisme tersebut diyakini akan lebih mudah dicapai, karena selain telah mendapatkan dukungan dari pemerintah, Pertamina juga telah secara intensif membahas bentuk kerjasama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Aceh," ungkap Harun di Jakarta, Jumat (9/3/2012).
Selanjutnya, Harun menambahkan kerjasama tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan rakyat dan Pemerintah Aceh terhadap Pertamina.
Harun mengatakan tujuan dari konversi aset Arun tersebut adalah untuk menunjang kelangsungan pembangunan Aceh dengan menghidupkan kembali industri yang telah mati suri, seperti PT Asean Aceh Fertilizer, PT Kertas Kraft Aceh, Perusahaan Daerah Pemerintah Aceh, serta menjaga kinerja PT Pupuk Iskandar Muda secara berkelanjutan.
"Proyek itu juga untuk dimanfaatkan menjadi infrastruktur penyedia gas bagi PT PLN (Persero) dan industri di Medan dan sekitarnya," paparnya.
Dirinya menjelaskan kapasitas Arun pada tahap awal 200 MMscfd dan bisa ditingkatkan menjadi 320 MMscfd dengan rencana investasi konversi fasilitas LNG Arun senilai USD73 juta untuk belanja modal (capital expenditure/capex).
"Biaya tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan apabila membangun FSRU baru dan atau menyewa fasilitas tersebut dari pihak lain," jelasnya.
Proyek tersebut telah menyelesaikan pekerjaan front end engineering design (FEED) pada Juni 2011 dan berbagai kajian lain dengan biaya hanya sekitar USD400 ribu terminal penerima dan regasifikasi LNG Arun diharapkan sudah onstream pada Juni 2013.
"Adapun, pembangunan ruas pipa Arun-Belawan dapat dilakukan lebih cepat karena PT Bina Marga, PT KA, dan Pertamina telah melakukan pembahasan kerjasama pemanfaatan sebagian lahan jalan dan jalur kereta untuk pembangunan/ penggelaran pipa Arun-Belawan. Dengan adanya skema kerjasama ini maka tidak diperlukan lagi pembebasan lahan untuk jalur pipa (right of way)," tandas Harun. (ank)
()