Permintaan tinggi, harga karet meningkat

Rabu, 14 Maret 2012 - 11:27 WIB
Permintaan tinggi, harga karet meningkat
Permintaan tinggi, harga karet meningkat
A A A


Sindonews.com - Harga karet di pasaran internasional mengalami penguatan ditopang oleh tingginya permintaan dari industri otomotif dunia. Krisis yang terjadi di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS) tidak terlalu berdampak terhadap kebutuhan karet dunia. Tingginya permintaan itu, membuat harga karet lokal pun mengalami peningkatan.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah mengatakan, harga karet Indonesia jenis SIR20 terus mengalami penguatan di bursa komoditas Singapura. Minggu lalu harga karet jenis tersebut masih seharga USD3,781/kg. Kini, harga tersebut telah menguat menjadi sekitar USD3,817/kg untuk pengapalan April 2012.

“Berdasarkan data perdagangan bursa 12 Maret 2012, harga SIR20 untuk pengapalan Mei berada pada USD3,822/kg. Harga tersebut meningkat lagi untuk pengapalan September 2012 menjadi USD3,848/kg,” ujar Edy di Medan, Selasa 13 Maret 2012.

Kenaikan harga tersebut, menampik adanya pelemahan pascakrisis yang terjadi di Eropa dan AS. Menurut Edy, pasar internasional sangat membutuhkan impor karet dari Indonesia. Itu seiring dengan masih tingginya permintaan dari industri mobil dan industri lain yang menggunakan bahan baku karet.

Adanya kenaikan harga tersebut, lanjut Edy, memberikan semangat baru bagi para eksportir untuk melakukan penjualan ke pasar internasional. Apalagi harga jual saat ini telah mendekati angka USD4/kg.

Meskipun harga jual terus bergerak naik, namun lonjakan keuntungan tidak sertamerta dirasakan pengusaha. Pasalnya, pasokan lokal mengalami pengetatan akibat pengaruh cuaca. Itu membuat membuat harga bahan olah karet (bokar) di pabrikan Sumut juga bergerak naik.

Minggu lalu, harga bokar berada pada kisaran Rp29.500-31.500/kg. Namun pada awal pekan ini, harga mengalami penguatan menjadi Rp29.700-31.700/kg.

Kenaikan itu juga berimbas peningkatan harga ditingkat petani menjadi sekitar Rp18.000-20.000/kg dari dari sebelumnya yang hanya Rp16.000/kg. “Ini memberikan beban yang cukup besar terhadap produksi yang dilakukan pengusaha,” kata dia.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Hajizi mengatakan, devisa Sumut dari ekspor karet dan barang dari karet mengalami penurunan sebesar 33,14 persen menjadi USD193,132 juta pada Januari 2012 dari USD288,862 juta periode sama 2011.

“Penurunan tersebut diakibatkan volume dan harga ekspor yang melemah. Tetapi ada informasi harga dan permintaan sudah naik. Sehingga dipastikan devisa juga akan naik,” kata dia.

Saat ini, kontribusi karet dan barang dari karet terhadap total devisa Sumut cukup besar. Sektor tersebut tercatat memberi kontribusi sebesar 20,20 persen dari total ekspor Sumut pada Januari 2012 yang mencapai USD956,08 juta. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4264 seconds (0.1#10.140)