Borneo pasok coking coal ke KRAS

Kamis, 15 Maret 2012 - 08:58 WIB
Borneo pasok coking...
Borneo pasok coking coal ke KRAS
A A A
Sindonews.com – PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) melalui anak usahanya, PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT), berkomitmen menyuplai kebutuhan coking coal PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sebesar 900 ribu ton per tahun. Coking coal ini untuk memenuhi kebutuhan pabrik baja tanur tinggi (blast furnace).

Direktur Utama PT Krakatau Steel Fazwar Bujang mengatakan, coking coal dari PT Asmin Koalindo Tuhup tersebut akan dipasok mulai 2014. “Kami membutuhkan coking coal di bagian hulu untuk proses produksi,” katanya di Jakarta kemarin.

Dia menjelaskan, coking coal tersebut merupakan bahan baku lokal yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik blast furnace milik perseroan, yang saat ini dalam tahap pembangunan. Pabrik blast furnace ditargetkan beroperasi pada kuartal I/2014 dan direncanakan akan menghasilkan baja dengan kapasitas 1,2 juta ton per tahun.

Adapun nilai investasi pabrik yang berlokasi di Cilegon, Banten tersebut mencapai Rp5,92 triliun. Pabrik ini nanti di antaranya dilengkapi fasilitas pendukung, termasuk sintering plant, coke oven plat, iron ore material handling system, dan hot metal handling. Sementara itu, Borneo melalui anak usahanya memberikan harga istimewa untuk coking coal yang akan disuplai ke badan usaha milik negara (BUMN) baja tersebut pada dua tahun mendatang.“Untuk mendukung industri baja nasional, kami jual ke KS dengan harga spesial,” kata Direktur Pemasaran Borneo Lumbung Energi & Metal Ken Allan.

Kendati demikian, dia enggan menyebut harga coking coal yang dijual ke perusahaan baja pelat merah tersebut. Perseroan tahun ini menargetkan harga jual rata-rata coking coal lebih murah dibanding tahun lalu menjadi USD200 per ton, sedangkan tahun lalu sekitar USD230 per ton.

Selain melakukan kerja sama dengan ATP, Krakatau Steel melalui dua anak usahanya, PT Krakatau Engineering dan Bapelkes Krakatau Steel, juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Samarator Gas Industri akan membentuk perusahaan patungan (joint venture company/JVC) untuk membangun pabrik pemisah udara (air separation plant).

Fazwar menjelaskan, pembangunan pabrik ini juga untuk mendukung pengoperasian pabrik blast furnace.Adapun kapasitas pabrik pemisah udara ini sebesar 45 ribu normal meter kubik per jam,yang akan dibangun di Cilegon dan ditargetkan rampung pertengahan tahun ini. Investasi pembangunan pabrik tersebut sebesar USD80 juta. Sumber pendanaan berasal dari internal maupun eksternal perusahaan. Porsi kepemilikan perusahaan patungan tersebut, Krakatau Steel adalah minoritas.

Menurut dia, dengan rampungnya pabrik ini,kebutuhan gas perseroan untuk pengoperasian pabrik blast furnace yang terpenuhi.Di samping itu, juga untuk mengantisipasi pertumbuhan permintaan gas industri di dalam negeri yang akan meningkat seiring peningkatan pertumbuhan industri di Banten dan Jawa Barat. Pabrik ini juga akan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1769 seconds (0.1#10.140)