Penetrasi pelanggan seluler capai 110%
A
A
A
Sindonews.com – Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) mencatat penetrasi pelanggan telekomunikasi telah mencapai 110 persen hingga akhir 2011.
Dengan penetrasi tersebut, terdapat 250 juta nomor telekomunikasi yang dipakai penduduk Indonesia. Ketua Komite Tetap Bidang Telekomunikasi Kadin Johnny Swandi Sjam mengatakan, meski penetrasi telah melebihi jumlah penduduk,tingkat pendapatan rata-rata per pengguna (average revenue per user/ARPU) blended di Indonesia hanya sekitar Rp20 ribu–Rp40 ribu.
“Sementara untuk ARPU dari jasa data lumayan menggembirakan yakni di kisaran Rp50 ribu hingga Rp100 ribu,” ungkap Johnny dalam acara Indonesian ICT Outlook 2012: Resisting the Doomsday of Telco Players di Jakarta kemarin.
Menurut Johnny, penurunan ARPU tidak terlepas dari jasa telekomunikasi tradisional seperti voice dan SMS yang tengah mengalami penurunan, bahkan pasar sudah mengalami kejenuhan (saturated market). Operator telekomunikasi pun berlomba mencari peluang baru di pasar bisnis data yang tengah growthsignifikan. Saat ini, kata dia,pelanggan broadband sudah mencapai 70 juta orang.Pada beberapa tahun mendatang, pelanggan mobile data ini diharapkan mencapai 150 juta pelanggan.
Hal ini dapat dicapai mengingat saat ini terminal gadget pelanggan yang dikeluarkan vendor handset sudah mengarah kepada smartphone. Namun yang menjadi permasalahan, lanjut Johnny, keuntungan dari usage jaringan data tidak hanya dinikmati oleh operator telekomunikasi penyelenggara jaringan,tapi juga oleh para pemain bisnis besar di internet, yang biasa dikenal dengan Over the Top(OTT). Presiden Direktur dan CEO PT Indosat Tbk Harry Sasongko mengaku prihatin jika infrastruktur jaringan yang dibangun susah payah oleh operator malah lebih besar dinikmati oleh OTT.
“RevenueOTT tumbuh signifikan berbanding lurus ke atas seiring terus melesatnya trafik data. Sementara operator hanya naik sedikit, bahkan cenderung datar karena harus terus berinvestasi agar jaringan bisa tetap terjaga,” kata dia.
Dengan penetrasi tersebut, terdapat 250 juta nomor telekomunikasi yang dipakai penduduk Indonesia. Ketua Komite Tetap Bidang Telekomunikasi Kadin Johnny Swandi Sjam mengatakan, meski penetrasi telah melebihi jumlah penduduk,tingkat pendapatan rata-rata per pengguna (average revenue per user/ARPU) blended di Indonesia hanya sekitar Rp20 ribu–Rp40 ribu.
“Sementara untuk ARPU dari jasa data lumayan menggembirakan yakni di kisaran Rp50 ribu hingga Rp100 ribu,” ungkap Johnny dalam acara Indonesian ICT Outlook 2012: Resisting the Doomsday of Telco Players di Jakarta kemarin.
Menurut Johnny, penurunan ARPU tidak terlepas dari jasa telekomunikasi tradisional seperti voice dan SMS yang tengah mengalami penurunan, bahkan pasar sudah mengalami kejenuhan (saturated market). Operator telekomunikasi pun berlomba mencari peluang baru di pasar bisnis data yang tengah growthsignifikan. Saat ini, kata dia,pelanggan broadband sudah mencapai 70 juta orang.Pada beberapa tahun mendatang, pelanggan mobile data ini diharapkan mencapai 150 juta pelanggan.
Hal ini dapat dicapai mengingat saat ini terminal gadget pelanggan yang dikeluarkan vendor handset sudah mengarah kepada smartphone. Namun yang menjadi permasalahan, lanjut Johnny, keuntungan dari usage jaringan data tidak hanya dinikmati oleh operator telekomunikasi penyelenggara jaringan,tapi juga oleh para pemain bisnis besar di internet, yang biasa dikenal dengan Over the Top(OTT). Presiden Direktur dan CEO PT Indosat Tbk Harry Sasongko mengaku prihatin jika infrastruktur jaringan yang dibangun susah payah oleh operator malah lebih besar dinikmati oleh OTT.
“RevenueOTT tumbuh signifikan berbanding lurus ke atas seiring terus melesatnya trafik data. Sementara operator hanya naik sedikit, bahkan cenderung datar karena harus terus berinvestasi agar jaringan bisa tetap terjaga,” kata dia.
()