Pariwisata Bromo terdampak pembatasan BBM

Minggu, 18 Maret 2012 - 20:15 WIB
Pariwisata Bromo terdampak pembatasan BBM
Pariwisata Bromo terdampak pembatasan BBM
A A A
Sindonews.com - Kalangan pelaku wisata di kawasan Tengger, Gunung Bromo mulai merasakan dampak pembatasan BBM. Mobil jeep yang digunakan mengantar wisatawan ke lautan pasir dan Gunung Bromo dari pintu Tosari terancam tidak mendapat jatah BBM yang dibeli secara eceran.

Kelangkaan pasokan ini disebabkan pembatasan pembelian BBM dengan jeriken di SPBU sebanyak 25 liter per orang. Sementara warga Tosari untuk mendapatkan BBM di SPBU terdekat harus menempuh perjalanan sejauh 40 kilo meter (KM).

Ketua Paguyuban Koperasi Wisata Bromo Tengger Semeru, Trisno Sudigdo, mengungkapkan, pembatasan pembelian BBM ini telah berlangsung sejak 16 Maret lalu. Ia yang mengkoordinir pembelian BBM mengaku kesulitan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan wisata tersebut.

"Kami hanya mendapatkan jatah pembelian BBM di SPBU sebanyak 25 liter/hari. Krisis BBM ini mengancam keberlangsungan sektor pariwisata di Gunung Bromo," kata Trisno Sudigdo.

Selama ini, kata Trisno, untuk memenuhi kebutuhan BBM sebanyak 152 jeep angkutan wisata Gunung Bromo, pihaknya mendapatkan jatah 600 liter untuk sekali pembelian di SPBU. Sementara untuk kebutuhan perjalanan mengangkut wisatawan dari Tosari ke Gunung Bromo, membutuhkan 15 liter.

"Para pemilik angkutan jeep mulai kebingungan untuk mengantarkan wisatawan ke Gunung Bromo. Padahal peningkatan jumlah kunjungan wisatawa ke Gunung Bromo terjadi pada bulan Maret hingga Juli," tandas Trisno Sudigdo.

Pihaknya khawatir, jika kondisi ini terus berlanjut akan mengancam keberlangsungan iklim pariwisata di Tengger, dimana kondisi Gunung Bromo yang mulai membaik. Lebih jauh krisis BBM ini akan mengurangi kepercayaan dari wisatawan mancanegara terhadap industri pariwisata di Gunung Bromo.

"Selama ini kami sudah melengkapi surat keterangan yang diketahui pejabat Muspika untuk pembelian BBM. Namun kebijakan pembatasan pembelian BBM di SPBU sangat menganggu sektor pariwisata. Kami berharap ada solusi dari pemerintah untuk menyelesaikan persoalan ini," ujar Trisno.

Seorang pemilik jeep angkutan wisata, Wawan, mengaku tak bisa berbuat banyak untuk memenuhi kebutuhan BBM tersebut. Ia tidak memungkinkan membeli BBM ke SPBU yang berjarak tempuh dari Tosari ke SPBU sejauh 40 Km.

"Biasanya saya membeli BBM yang dikoordinir paguyuban angkutan jeep. Kalau harus beli BBM sendiri ke SPBU, tentu kami akan merugi," keluhnya. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2979 seconds (0.1#10.140)