Genjot ekspor, RI tak lupakan China
A
A
A
Sindonews.com - Target ekspor perdagangan yang tetap berada di kisaran USD203 miliar pada 2012, pemerintah diharapkan harus mencari celah untuk meninjau pasar-pasar baru di dunia, tetapi juga tidak melupakan pasar yang sudah ada seperti China.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan kesalahan hubungan yang dilakukan dengan China sebelumnya, telah menjadi evaluasi penting bagi pemerintah.
"Ada dua hal yang harus kita perhatikan hubungan perdagangan kita dengan China yang pertama memang komitmen," ujar Hatta saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (19/3/2012).
Dalam permasalahan komitmen, Hatta menegaskan, poin yang menjadi acuan pemerintah adalah keuntungan yang harus dirasakan oleh kedua pihak.
"Komitmen kita, untuk meningkatkan sampai pada angka USD80 miliar dalam waktu sampai dengan 2014, namun tidak hanya berhenti pada volume, tetapi kita ingin ada balance atau keseimbangan. Itu yang pertama," jelasnya.
Hatta juga menyatakan poin kedua adalah mengenai perbaikan ekspor. Indonesia tidak bisa bergantung pada komoditas-komoditas bahan baku.
"Kita tidak sekedar seimbang saja tapi kualitas dari pada ekspornya harus diperbaiki. Tidak hanya tergantung pada komoditas-komoditas bahan baku misalnya batu bara. Jadi harus ada produk-produk manufaktur yang harus kita ekspor," paparnya. (ank)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan kesalahan hubungan yang dilakukan dengan China sebelumnya, telah menjadi evaluasi penting bagi pemerintah.
"Ada dua hal yang harus kita perhatikan hubungan perdagangan kita dengan China yang pertama memang komitmen," ujar Hatta saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (19/3/2012).
Dalam permasalahan komitmen, Hatta menegaskan, poin yang menjadi acuan pemerintah adalah keuntungan yang harus dirasakan oleh kedua pihak.
"Komitmen kita, untuk meningkatkan sampai pada angka USD80 miliar dalam waktu sampai dengan 2014, namun tidak hanya berhenti pada volume, tetapi kita ingin ada balance atau keseimbangan. Itu yang pertama," jelasnya.
Hatta juga menyatakan poin kedua adalah mengenai perbaikan ekspor. Indonesia tidak bisa bergantung pada komoditas-komoditas bahan baku.
"Kita tidak sekedar seimbang saja tapi kualitas dari pada ekspornya harus diperbaiki. Tidak hanya tergantung pada komoditas-komoditas bahan baku misalnya batu bara. Jadi harus ada produk-produk manufaktur yang harus kita ekspor," paparnya. (ank)
()