Kompensasi BLT hanya penenang sementara
A
A
A
Sindonews.com - Diundurnya keputusan menaikkan harga BBM hingga enam bulan ke depan nampaknya menambah luka masyarakat Indonesia terutama petani dan nelayan. Luka hati tersebut semakin parah ketika pemerintah menawarkan skema Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi atas kenaikan harga BBM tersebut yang dinilai tak bisa menjadi solusi.
"Kompensasi BLT bagi para nelayan sejak 2005 dan 2008, hanya penenang sementara yang sangat tidak membantu bagi para nelayan tradisional," ujar Sekjen Serikat Nelayan Indonesia Budi Laksana kepada wartwan dalam siaran persnya di Kantor Sekretariat Serikat Petani Indonsesia, Jalan Mampang Prapatan XIV, Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2012).
Pada kesempatan yang sama, Ketua Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih, juga mengutarakan pernyataan senada. "Skema kompensasi BBM seperti BLT dan BLSM hanya menjadi pemanis sementara dan tidak akan sanggup memberdayakan masyarakat miskin dan menengah ke bawah," terang Henry.
Pada kenyataannya di masyarakat, skema tersebut nyata-nyata tidak membantu petani dan nelayan.
Buktinya, kata Budi, nelayan tradisional adalah penyumbang terbesar perikanan di Indonesia yang sebesar 95 persen. "Tapi kenyataannya 10.600 desa pesisir yang ditempati sekitar 7,8 juta jiwa nelayan masih terkategori miskin," papar Budi.
"Kompensasi BLT bagi para nelayan sejak 2005 dan 2008, hanya penenang sementara yang sangat tidak membantu bagi para nelayan tradisional," ujar Sekjen Serikat Nelayan Indonesia Budi Laksana kepada wartwan dalam siaran persnya di Kantor Sekretariat Serikat Petani Indonsesia, Jalan Mampang Prapatan XIV, Jakarta Selatan, Selasa (3/4/2012).
Pada kesempatan yang sama, Ketua Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih, juga mengutarakan pernyataan senada. "Skema kompensasi BBM seperti BLT dan BLSM hanya menjadi pemanis sementara dan tidak akan sanggup memberdayakan masyarakat miskin dan menengah ke bawah," terang Henry.
Pada kenyataannya di masyarakat, skema tersebut nyata-nyata tidak membantu petani dan nelayan.
Buktinya, kata Budi, nelayan tradisional adalah penyumbang terbesar perikanan di Indonesia yang sebesar 95 persen. "Tapi kenyataannya 10.600 desa pesisir yang ditempati sekitar 7,8 juta jiwa nelayan masih terkategori miskin," papar Budi.
()