ABMM siapkan capex USD335 juta
A
A
A
Sindonews.com - PT ABM Investama Tbk (ABMM) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/ capex) senilai USD335 juta. Dana tersebut bersumber dari hasil penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) perseroan dan pinjaman.
“Dana belanja modal tahun ini didapat 70 persen dari perbankan, dan 30 persen dana internal,” ujar Direktur Keuangan PT ABM Investama Tbk (ABMM) Willy Adipradhana saat konferensi pers di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, komposisi alokasi dana capex tersebut antara lain diperuntukkan bagi contract mining services senilai USD119 juta, power solutions senilai USD73, selebihnya untuk coal production dan integrated logistic masing-masing senilai USD67 juta dan USD19 juta.
“Sejauh ini sudah ada beberapa bank yang akan memberikan fasilitas pinjaman untuk capex kami, antara lain didominasi dari bank-bank luar negeri seperti DBS, ANZ, CitiBank, Standard Chartered, dan dari lokal Bank Mandiri,” jelasnya.
Sementara, Presiden Direktur PT ABM Investama Tbk (ABMM) Andi Djajanegara mengungkapkan, dari dana belanja modal yang dianggarkan tahun ini, pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan bisa mencapai 50 persen atau menjadi Rp9,945 triliun dari pendapatan pada tahun lalu sebesar Rp6,63 triliun. (ank)
“Dana belanja modal tahun ini didapat 70 persen dari perbankan, dan 30 persen dana internal,” ujar Direktur Keuangan PT ABM Investama Tbk (ABMM) Willy Adipradhana saat konferensi pers di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan, komposisi alokasi dana capex tersebut antara lain diperuntukkan bagi contract mining services senilai USD119 juta, power solutions senilai USD73, selebihnya untuk coal production dan integrated logistic masing-masing senilai USD67 juta dan USD19 juta.
“Sejauh ini sudah ada beberapa bank yang akan memberikan fasilitas pinjaman untuk capex kami, antara lain didominasi dari bank-bank luar negeri seperti DBS, ANZ, CitiBank, Standard Chartered, dan dari lokal Bank Mandiri,” jelasnya.
Sementara, Presiden Direktur PT ABM Investama Tbk (ABMM) Andi Djajanegara mengungkapkan, dari dana belanja modal yang dianggarkan tahun ini, pihaknya menargetkan pertumbuhan pendapatan bisa mencapai 50 persen atau menjadi Rp9,945 triliun dari pendapatan pada tahun lalu sebesar Rp6,63 triliun. (ank)
()