Serba tak pasti inflasi makin melangit
A
A
A
Sindonews.com – Inflasi diyakini akan tetap tinggi pada bulan-bulan mendatang didorong ketidakpastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo memperkirakan, inflasi tinggi akibat ketidakpastian kenaikan harga BBM akan berlangsung lama.Inflasi ini lebih dipicu harga sejumlah barang yang terlanjur mengalami kenaikan meskipun pemerintah akhirnya menunda kenaikan harga BBM. Kenaikan harga beberapa komoditas sulit dikendalikan karena tidak adanya kepastian waktu bagi pemerintah dalam menaikkan harga BBM.
Seperti diketahui, pemerintah diperbolehkan menaikkan harga BBM bila harga ratarata ICP (minyak mentah Indonesia) dalam enam bulan berjalan telah melampaui 15 persen dari ICP yang ditetapkan dalam APBN-P 2012 sebesar USD105/ barel atau jika melewati USD120,75/barel.”Kalau nggak hati-hati (inflasi tinggi), bisa cukup lama dan itu tidak baik. Ini sesuatu yang sedang kita tangani dengan harga BBM yang tidak naik.Ini karena inflasi dan harus kita lawan,” papar Agus Marto.
Dia menambahkan, laju inflasi bisa semakin tinggi bila harga-harga barang di daerah tidak juga turun dalam waktu dekat. Terkait hal itu, pemerintah akan melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan harga seperti operasi pasar. Langkah lain adalah dengan kebijakan dorongan moral yang bisa dilakukan melalui pendekatan pemerintah kepada masyarakat dan pedagang untuk tidak menaikkan harga komoditas secara berlebihan.
”Jadi, harus lawan dengan melakukan operasi pasar dan moral suasion. Ini ada hubungannya sama menjaga inflasi di daerah. Kita takut kalau inflasi di daerah meningkat,” tuturnya. Kendati demikian, Agus Marto memastikan pemerintah akan mengambil kebijakan strategis guna menahan laju inflasi sehingga tidak melebihi target di APBN-P 2012 yakni 6,8 persen. Sebelumnya Bank Dunia mengingatkan potensi inflasi tinggi akibat ketidakpastian kenaikan harga BBM.
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Shubham Chaudhuri memperkirakan, laju inflasi di Indonesia bisa mencapai 5,75 persen jika pemerintah tidak juga menaikkan harga BBM. Namun, inflasi diperkirakan hanya berada di level 5 persen jika BBM dinaikkan pada kuarter ketiga tahun ini. ”Dengan menunda (kenaikan harga BBM) maka ada ketidakpastian tambahan. Menurut saya, akan lebih baik menaikkan harga BBM sekarang daripada nanti,” papar Shubham.
Survei Konsumen
Kekhawatiran masyarakat akan melambungnya inflasi serta harga-harga barang dalam bulan-bulan mendatang terekam jelas dalam survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Survei yang diumumkan 4 April itu memperlihatkan indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Maret 2012 turun 4,5 poin dibandingkan dengan IKK Februari 2012 dari 111,7 menjadi 107,3.
Penurunan ini terutama didorong Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang. PenurunanIKKterjadidi 12 dari 18 kota yang disurvei. Tekanan kenaikan harga pada tiga bulan mendatang (Juni 2012) diperkirakan cukup tinggi terkait rencana kenaikan harga BBM pada April 2012. Di sisi lain, mantan Menko Perekonomian Kwik Kian Gie meminta pemerintah jujur terkait alasan menaikkan harga BBM.
”Apabila pemerintah terus mengatakan subsidi akan membengkak apabila BBM tidak dinaikkan, itu tindakan yang tidak benar,”ungkap Kwik di Magelang, merespons pembatalan kenaikan BBM pada 1 April lalu. Menurut Kwik,pemerintah harus mengungkapkan fakta yang sebenarnya kepada masyarakat.
Dia mengatakan, dengan harga jual premium bersubsidi saat ini sebesar Rp4.500/liter, pemerintah sebenarnya masih memiliki kelebihan uang tunai meskipun harga minyak dunia sebesar USD105/barel atau USD120,75 /barel. Sebab, lanjut dia,berdasarkan nota keuangan pemerintah,masih ada kelebihan dana Rp96 triliun apabila harga minyak dunia mencapai USD105/barel.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo memperkirakan, inflasi tinggi akibat ketidakpastian kenaikan harga BBM akan berlangsung lama.Inflasi ini lebih dipicu harga sejumlah barang yang terlanjur mengalami kenaikan meskipun pemerintah akhirnya menunda kenaikan harga BBM. Kenaikan harga beberapa komoditas sulit dikendalikan karena tidak adanya kepastian waktu bagi pemerintah dalam menaikkan harga BBM.
Seperti diketahui, pemerintah diperbolehkan menaikkan harga BBM bila harga ratarata ICP (minyak mentah Indonesia) dalam enam bulan berjalan telah melampaui 15 persen dari ICP yang ditetapkan dalam APBN-P 2012 sebesar USD105/ barel atau jika melewati USD120,75/barel.”Kalau nggak hati-hati (inflasi tinggi), bisa cukup lama dan itu tidak baik. Ini sesuatu yang sedang kita tangani dengan harga BBM yang tidak naik.Ini karena inflasi dan harus kita lawan,” papar Agus Marto.
Dia menambahkan, laju inflasi bisa semakin tinggi bila harga-harga barang di daerah tidak juga turun dalam waktu dekat. Terkait hal itu, pemerintah akan melakukan sejumlah upaya untuk menurunkan harga seperti operasi pasar. Langkah lain adalah dengan kebijakan dorongan moral yang bisa dilakukan melalui pendekatan pemerintah kepada masyarakat dan pedagang untuk tidak menaikkan harga komoditas secara berlebihan.
”Jadi, harus lawan dengan melakukan operasi pasar dan moral suasion. Ini ada hubungannya sama menjaga inflasi di daerah. Kita takut kalau inflasi di daerah meningkat,” tuturnya. Kendati demikian, Agus Marto memastikan pemerintah akan mengambil kebijakan strategis guna menahan laju inflasi sehingga tidak melebihi target di APBN-P 2012 yakni 6,8 persen. Sebelumnya Bank Dunia mengingatkan potensi inflasi tinggi akibat ketidakpastian kenaikan harga BBM.
Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Shubham Chaudhuri memperkirakan, laju inflasi di Indonesia bisa mencapai 5,75 persen jika pemerintah tidak juga menaikkan harga BBM. Namun, inflasi diperkirakan hanya berada di level 5 persen jika BBM dinaikkan pada kuarter ketiga tahun ini. ”Dengan menunda (kenaikan harga BBM) maka ada ketidakpastian tambahan. Menurut saya, akan lebih baik menaikkan harga BBM sekarang daripada nanti,” papar Shubham.
Survei Konsumen
Kekhawatiran masyarakat akan melambungnya inflasi serta harga-harga barang dalam bulan-bulan mendatang terekam jelas dalam survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Survei yang diumumkan 4 April itu memperlihatkan indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Maret 2012 turun 4,5 poin dibandingkan dengan IKK Februari 2012 dari 111,7 menjadi 107,3.
Penurunan ini terutama didorong Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap kondisi ekonomi pada enam bulan mendatang. PenurunanIKKterjadidi 12 dari 18 kota yang disurvei. Tekanan kenaikan harga pada tiga bulan mendatang (Juni 2012) diperkirakan cukup tinggi terkait rencana kenaikan harga BBM pada April 2012. Di sisi lain, mantan Menko Perekonomian Kwik Kian Gie meminta pemerintah jujur terkait alasan menaikkan harga BBM.
”Apabila pemerintah terus mengatakan subsidi akan membengkak apabila BBM tidak dinaikkan, itu tindakan yang tidak benar,”ungkap Kwik di Magelang, merespons pembatalan kenaikan BBM pada 1 April lalu. Menurut Kwik,pemerintah harus mengungkapkan fakta yang sebenarnya kepada masyarakat.
Dia mengatakan, dengan harga jual premium bersubsidi saat ini sebesar Rp4.500/liter, pemerintah sebenarnya masih memiliki kelebihan uang tunai meskipun harga minyak dunia sebesar USD105/barel atau USD120,75 /barel. Sebab, lanjut dia,berdasarkan nota keuangan pemerintah,masih ada kelebihan dana Rp96 triliun apabila harga minyak dunia mencapai USD105/barel.
()