7.000 pedagang Gunungkidul terjerat rentenir

Jum'at, 13 April 2012 - 10:36 WIB
7.000 pedagang Gunungkidul terjerat rentenir
7.000 pedagang Gunungkidul terjerat rentenir
A A A
Sindonews.com – Keberadaan rentenir di Kabupaten Gunungkidul benar-benar dilematis. Di satu sisi, bunga pinjamannya menjerat leher. Namun, di sisi lain, banyak pedagang pasar tradisional menyukai pola pinjaman dari rentenir karena mudah.

“Memang bunganya tinggi. Namun, ini juga membantu modal kerja pedagang pasar,” kata Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Gunungkidul Sumedi kemarin. Dia mencatat, sedikitnya 3.150 pedagang Pasar Argosari, Wonosari meminjam kepada rentenir untuk membantu modal kerjanya.

“Kebanyakan alasannya adalah tidak ribet. Kalau mau menggunakan bank, syaratnya sangat ribet. Jadi tidak ada pilihan lain,” ungkap pedagang di Pasar Argosari ini.

Jika digabungkan dengan pasar tradisional lainnya, jumlah pedagang yang menjeratkan diri ke rentenir ini sekitar 7.000 pedagang. “Ini tersebar di semua pasar di Gunungkidul,” ujarnya. Salah satu pedagang di Pasar Playen, Martini, mengatakan sempat dua kali terjerat utang dengan rentenir. Awalnya dia meminjam uang Rp400 ribu. Dari jumlah uang tersebut, dia sudah langsung dipotong Rp50.000.

Kemudian, dia harus membayar setiap hari Rp45.000 sebanyak sepuluh kali.”Saya akhirnya memutuskan untuk berhenti. Bisa-bisa usaha saya malah menjadi bangkrut,”katanya kepada SINDO kemarin.

Di Pasar Playen sedikitnya terdapat 15 rentenir. Mereka biasanya beroperasi di pagi hari dan membidik para pedagang sayur-mayur. “Memang jumlah di pasar ini banyak sekali. Namun belum ada tindakan dari pemerintah untuk operasi para rentenir tersebut,”ungkapnya. Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Kabupaten Gunungkidul Sudjoko mengaku sejauh ini pemkab belum memberikan penguatan modal.

Meski demikian, pihaknya berusaha memberikan layanan kredit kepada pedagang pasar dengan lebih cepat dan mudah. “Kita sedang upayakan agar para pedagang ini tidak terjerat rentenir. Jadi, bisa mendapatkan untung yang lebih banyak untuk kesejahteraan,”katanya.

Saat ini pihaknya terus berusaha menggandeng lembaga keuangan agar memberikan kemudahan kredit bagi para pedagang.“Data pasti kita malah tidak punya, namun kalau menghitung jumlah pedagang, ya sekitar 7.000-an yang terdata kami,”papar Sudjoko.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3461 seconds (0.1#10.140)