BPM Jatim bidik investasi Rp132 T

Senin, 23 April 2012 - 09:45 WIB
BPM Jatim bidik investasi Rp132 T
BPM Jatim bidik investasi Rp132 T
A A A
Sindonews.com - Badan Penanamam Modal (BPM) Jawa Timur (Jatim) tahun ini memproyeksikan pertumbuhan investasi di Jatim mencapai Rp132,5 triliun. Proyeksi ini naik 20 persen dari tahun lalu yang tercatat sekitar Rp105 triliun. Tingginya target tersebut tersebut menyusul iklim politik yang kondusif didukung dan kesiapan infrastruktur.

Kepala BPM Jatim, Warno Harisasono mengungkapkan, pada triwulan I 2012, investasi yang sudah terealisasi sebesar Rp25,7 triliun, atau naik 41,2 persen dibanding tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp18,16 triliun.

Dari nilai investasi itu, dari Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp6,67 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp3,77 triliun. Sedangkan dari PMDN nonfasilitas sebesar Rp15,26 triliun. ”Realisasi investasi tahun ini memang cukup bagus karena izin prinsip di tahun 2011 cukup banyak,” katanya.

Jumlah PMA yang sudah merealisasikan investasi sebanyak 80 proyek dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 16.481 orang. Proyek itu antara lain, dari PT Cheil Jedang Indonesia. Perusahaan asal Korea Selatan ini merealisasikan perluasan atau penambahan investasi perusahaannya di Jombang senilai USD109,8 juta. Bahkan hingga tahun 2015, pabrik penyedap makanan itu berencana menambah investasi senilai USD625 juta.

Kemudian PT Coca-Cola di Pandaan senilai USD21 juta, PT Paiton Energi di Probolinggo senilai USD140 juta, PT Meiji Indonesia di Bangil, Pasuruan senilai USD50 juta dan industri aneka bahan untuk popok dan pembalut senilai USD54 juta.

Sedangkan jumlah PMDN yang sudah merealisasi investasi sebanyak 46 proyek dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 9.582 orang. Proyek itu diantaranya, PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI) Surabaya senilai Rp348 miliar, PT Santos Premium Creemer Sidoarjo senilai Rp219 miliar, PT Semen Gresik Tuban senilai Rp542 miliar dan PT Pakerin senilai Rp181 miliar.

Pada PMDN nonfasilitas tercatat sebanyak 12.220 unit usaha. Mayoritas bergerak di sektor perdagangan senilai Rp6,15 triliun, jasa konstruksi senilai Rp5,27 triliun. Sektor perindustrian senilai Rp1,38 triliun. ”Kemudian sektor pergudangan senilai Rp650 miliar dan pertanian senilai Rp130 miliar,” kata Warno.

Koordinator Single Window Services East Java-Japan Club (EJJC)-Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Nelson Sembiring mengatakan, pihaknya saat ini melobi sejumlah perusahaan Jepang agar mau berekspansi ke Jatim.

Satu perusahaan Jepang, Daiwa Technical Press Co, berencana berekspansi ke Jatim. Daiwa adalah produsen mesin pengolah limbah serta mesin untuk menunjang produktivitas nelayan serta petani. ”Investasi tahap awal diperkirakan senilai USD1 juta. Kemungkinan nanti juga bisa bertambah,” katanya.

EJCC merupakan perhimpunan pengusaha Jepang di Jatim yang dikoordinasi Kadin Jatim. Jumlah anggota sebanyak 53 perusahaan Jepang. Untuk memperlancar investasi asing masuk, Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral ini berharap pemerintah memberi kemudahan dalam pengurusan perizinan, baik investasi dalam bentuk PMA murni maupun joint venture.

Investor asing, lanjut Nelson banyak menekankan soal pentingnya perbaikan infrastruktur jalan, pelabuhan dan jaminan pasokan energi, baik gas maupun listrik. ”Jika semua persyaratan itu makin diperbaiki dan dibenahi, maka arus investasi akan semakin besar,” imbuh Nelson.

Sebagai informasi saat ini perusahaan asal Jepang sudah banyak tersebar di Jatim dan mayoritas bergerak di sektor industri seperti otomotif, besi baja, industri gelas dan lampu. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4444 seconds (0.1#10.140)