RI incar rating Standard&Poor's
A
A
A
Sindonews.com - Dua lembaga internasional telah menempatkan Indonesia sebagai negara yang layak sebagai lahan investasi. Akan tetapi, untuk kesempurnaan Indonesia membutuhkan satu lembaga lagi, yaitu Standard&Poor's.
"Mungkin, masih diperlukan pengamatan dan dari Bank Indonesia sudah coba jelasin, mereka ingin melihat bagaimana kita mengendalikan subsidi, mengatur penerimaan negara dan renegosiasi kontrak-kontrak karya," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (23/4/2012).
Agus menegaskan, tidak ada efek yang terlalu berlebihan dari kondisi tersebut. Karena sebenarnya, lembaga tersebut memang harus berhati-hati dalam memberikan rating. "Saya rasa nggak, karena di tengah ekonomi dunia sekarang mereka sangat hati-hati dalam memberikan rating, kemarin APBN kita walaupun baik masih harus disesuaikan," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, realisasi investasi proyek penanaman modal di Indonesia pada triwulan I-2012 tercatat sebesar Rp71,2 triliun. Meningkat sebesar 32,5 persen dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp53,6 triliun.
"Realisasi investasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PDMN) sebesar Rp19,7 triliun yang meningkat sebesar 39,7 persen dalam periode yang sama pada tahun lalu," ucap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan, yang juga menjabat Menteri Perdagangan di Jakarta, Senin (23/4/2012). (bro)
()