Investor belum lirik Madura

Selasa, 24 April 2012 - 10:26 WIB
Investor belum lirik Madura
Investor belum lirik Madura
A A A
Sindonews.com – Kendati Jembatan Suramadu sudah beroperasi dua tahun, namun hingga kini tanda-tanda pertumbuhan ekonomi di Pulau Madura belum tampak.

Badan Penanaman Modal (BPM) Jawa Timur (Jatim) mencatat, realisasi investasi di Pulau Garam itu sangat minim. Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Jatim,Warno Harisasono mengaku sudah berupaya maksimal untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi Madura. Namun, belum mampu menarik investor. Tahun lalu, disamping sektor minyak dan gas (migas), investasi yang masuk dan terealisasi hanya ada perusahaan garam di Sumenep.

Tahun ini,belum ada realisasi investasi dan izin prinsip yang masuk ke BPM. “Keengganan investor untuk investasi di Madura infrastruktur penunjang belum terbangun. Misalnya, jaminan ketersediaan pasokan listrik, pelabuhan dan kawasan industri yang terpadu serta akses jalan yang memadai,” katanya.

Dia menambahkan, BPWS (Badan Pengelola Wilayah Surabaya dan Madura) memang sudah berencana membangun kawasan industri di sekitar Jembatan Suramadu. Namun hingga kini masih belum terealisasi lantaran terhambat dengan pembebasan lahan. Akibatnya, investor enggan berinvestasi. Keberadaan Jembatan Suramadu tidak cukup menarik minat investor tanpa diikuti keberadaan fasilitas pendukung lainnya.

“Potensi Madura tidak hanya migas. Sektor-sektor lain juga potensial semisal pertanian. Komoditas pertanian di Madura yang potensi seperti tembakau, jagung, garam, budi daya sapi potong dan tebu,” ujar Warno. Untuk komoditas tebu,sambung Warno, potensi lahan yang bisa digunakan untuk mengembangkan tebu mencapai 60 ribu hektare. Komoditas tebu saat ini sudah mulai dikembangkan oleh PTPN X dan PTPN XI dengan melibatkan petani.

“Dengan potensi lahan yang cukup besar ini, kami harap investor tertarik untuk menanamkan modalnya dengan turut membangun pabrik gula,”tandasnya. Sementara itu dilain pihak, PT Energy Mineral langgeng (EML), akan melakukan eksporasi migas di sumur eksplorasi ENC-1 PT EML Desa Tanjung,Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Tahap awal, EML sudah telah melakukan survei seismik pada Mei- Agustus 2011 dengan menggunakan kapal Nordic.

Survei dilakukan di lintasan survei laut/marine di perairan Situbondo sepanjang 519 kilometer dan di jalur transisi (pinggir pantai lau) Sumenep sepanjang 31 kilometer. “Diperkirakan proses drilling (pengeboran) akan memakan waktu hingga dua bulan ke depan, baru kemudian akan kami analisa,” ujar Direktur PT EML, Kiki Abdul Hakim.

PT EML mendapatkan kontrak untuk melakukan eksplorasi Migas di Blok Madura Jatim sejak Mei 2009. Sharing produksi antar Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) ini meliputi Area I di 1,872.45 kilometer persegi dan di Area II 2,694.89 kilometer persegi. Sementara wilayah operasinya adalah onshore dan offshore di Lintas Laut Jatim di kepulauan Madura dan di Lintas Laut Timur Kepulauan Jawa.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5558 seconds (0.1#10.140)