May Day ancam industri TPT
A
A
A
Sindonews.com – Pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Jawa Barat mengkhawatirkan aksi buruh pada peringatan Hari Buruh internasional (May Day) 1 Mei mendatang.
Sekretaris Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jabar Kevin Hartanto mengatakan, peringatan May Day 1 Mei nanti dikhawatirkan akan mengganggu proses produksi perusahaan tekstil di Jawa Barat. Apalagi, sebagian besar buruh yang biasa ikut memperingati May Day adalah buruh pabrik TPT. ”Kekhawatiran pasti ada. Karena ini menyangkut kegiatan proses produksi,”jelas Kevin Hartanto di Bandung, kemarin.
Dia menyebutkan, sejumlah perusahaan terus melakukan pantauan perkembangan aksi buruh yang akan dilakukan beberapa hari mendatang. Hal itu untuk meminimalisasi kerugian yang mungkin timbul akibat aksi tersebut. Menurut Kevin, apabila peringatan Hari Buruh sedunia melibatkan pekerja aktif pada hari tersebut, dia khawatir akan mengganggu proses produksi.
Kondisi tersebut tentu akan merugikan perusahaan, di mana buruh bekerja. Misalnya, terkena penalti akibat tersendatnya pasokan barang kepada pembeli. ”Soal berapa nilai kerugiannya, bisa dihitung sendiri. Apalagi sampai ada perusakan terhadap aset perusahaan,” beber dia. Hal itu pernah terjadi pada aksi-aksi buruh beberapa waktu lalu. Selain perusakan aset, API pun mengkhawatirkan aksi buruh yang mematikan mesin produksi secara paksa.
Lebih lanjut Kevin menjelaskan, kalangan pengusaha tidak melarang buruh ikut memperingati May Day.Namun,Kevin berharap peringatan tersebut tidak mengganggu proses produksi. ”Mereka yang akan ikut aksi, kami harap pekerja libur. Sehingga tidak mengganggu produksi,”timpal dia. Selain itu, pihaknya pun berharap tidak ada penarikan paksa buruh untuk ikut demonstrasi.
Apalagi, saat buruh sedang bekerja. Sementara itu,Ketua API Pusat Ade Suderajat mengharapkan, peringatan Hari Buruh sedunia mestinya diperingati dengan hal-hal positif. Seperti melakukan aksi donor darah, bakti sosial, dan kegiatan lainnya. ”May Day semestinya dijadikan sebagai momen untuk mensinergikan antara pekerja dan pengusaha. Ini bisa dilakukan dengan kegiatan positif,” jelas Ade Sudrajat.
Kegiatan positif pada May Day,lanjut dia, sudah rutin dilakukan sejumlah buruh dan perusahaan selama beberapa tahun terakhir. Ketika disinggung peringatan May Day dengan aksi demonstrasi, Ade mengaku kurang sepakat.Apalagi, melibatkan para buruh yang sedang bekerja.
Hal itu akan mengganggu proses produksi perusahaan di mana buruh tersebut bekerja. ”Kalau sampai mengganggu produksi, kita semua yang dirugikan. Apalagi, pihak perusahaan harus menggenjot produksi agar bisa membayar kredit kepada perbankan,” timpal dia.
Sekretaris Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jabar Kevin Hartanto mengatakan, peringatan May Day 1 Mei nanti dikhawatirkan akan mengganggu proses produksi perusahaan tekstil di Jawa Barat. Apalagi, sebagian besar buruh yang biasa ikut memperingati May Day adalah buruh pabrik TPT. ”Kekhawatiran pasti ada. Karena ini menyangkut kegiatan proses produksi,”jelas Kevin Hartanto di Bandung, kemarin.
Dia menyebutkan, sejumlah perusahaan terus melakukan pantauan perkembangan aksi buruh yang akan dilakukan beberapa hari mendatang. Hal itu untuk meminimalisasi kerugian yang mungkin timbul akibat aksi tersebut. Menurut Kevin, apabila peringatan Hari Buruh sedunia melibatkan pekerja aktif pada hari tersebut, dia khawatir akan mengganggu proses produksi.
Kondisi tersebut tentu akan merugikan perusahaan, di mana buruh bekerja. Misalnya, terkena penalti akibat tersendatnya pasokan barang kepada pembeli. ”Soal berapa nilai kerugiannya, bisa dihitung sendiri. Apalagi sampai ada perusakan terhadap aset perusahaan,” beber dia. Hal itu pernah terjadi pada aksi-aksi buruh beberapa waktu lalu. Selain perusakan aset, API pun mengkhawatirkan aksi buruh yang mematikan mesin produksi secara paksa.
Lebih lanjut Kevin menjelaskan, kalangan pengusaha tidak melarang buruh ikut memperingati May Day.Namun,Kevin berharap peringatan tersebut tidak mengganggu proses produksi. ”Mereka yang akan ikut aksi, kami harap pekerja libur. Sehingga tidak mengganggu produksi,”timpal dia. Selain itu, pihaknya pun berharap tidak ada penarikan paksa buruh untuk ikut demonstrasi.
Apalagi, saat buruh sedang bekerja. Sementara itu,Ketua API Pusat Ade Suderajat mengharapkan, peringatan Hari Buruh sedunia mestinya diperingati dengan hal-hal positif. Seperti melakukan aksi donor darah, bakti sosial, dan kegiatan lainnya. ”May Day semestinya dijadikan sebagai momen untuk mensinergikan antara pekerja dan pengusaha. Ini bisa dilakukan dengan kegiatan positif,” jelas Ade Sudrajat.
Kegiatan positif pada May Day,lanjut dia, sudah rutin dilakukan sejumlah buruh dan perusahaan selama beberapa tahun terakhir. Ketika disinggung peringatan May Day dengan aksi demonstrasi, Ade mengaku kurang sepakat.Apalagi, melibatkan para buruh yang sedang bekerja.
Hal itu akan mengganggu proses produksi perusahaan di mana buruh tersebut bekerja. ”Kalau sampai mengganggu produksi, kita semua yang dirugikan. Apalagi, pihak perusahaan harus menggenjot produksi agar bisa membayar kredit kepada perbankan,” timpal dia.
()