Ketidakpastian BBM ganggu ekspor tekstil
A
A
A
Sindonews.com - Ketidakpastian kebijakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berpotensi mengganggu tingkat ekspor tekstil di Jateng. Bahkan, peningkatan ekspor tekstil tahun ini diperkirakan hanya 2 persen dibandingkan tahun lalu.
“Tahun 2012 ini ekspor tekstil dari Jawa Tengah naik 2 persen saja sudah bagus.Bisa dibilang, ekspor dari Jawa Tengah akan lebih baik untuk 2011 lalu, dibandingkan tahun ini,” kata Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Semarang Agung Wahono, Senin 30 April 2012.
Ketidakpastian menyangkut kebijakan BBM akan semakin menyulitkan pengusaha untuk menentukan upah pegawai. Ini dikarenakan kenaikan harga bahan-bahan pokok sudah terjadi sebelum harga BBM naik. Kemudian ongkos produksi terhadap bahan baku produksi juga terlanjur naik. “Kenaikan yang terjadi ini telah berlangsung sekitar dua bulan ini atau pada awal Maret lalu,” ujarnya.
Sejumlah perusahaan garmen yang relokasi dari Jawa Barat ke Jawa Tengah memang akan memengaruhi peningkatan produksi garmen sekitar 10 persen di Jawa Tengah. Namun, masuknya perusahaan garmen tidak berpengaruh signifikan terhadap ketatnya persaingan di Jateng.
Mereka telah memiliki segmen pasar masing-masing. Nilai ekspor tekstil dan barang tekstil merupakan komoditas utama yang nilai ekspornya tertinggi selama Januari 2012. Nilai ekspornya USD142,05 juta sehingga berkontribusi 35,93 persen dari total ekspor Jateng.
Meski begitu, untuk komoditas tekstil dan barang tekstil ini mengalami penurunan 15,51 persen dibandingkan Januari 2011. Tercatat, Januari 2011 nilai ekspor tekstil dan barang tekstil mencapai USD157,56.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng Ihwan Sudrajat menegaskan pihaknya masih optimistis nilai ekspor akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. “Tapi berapa besar angkanya, baru bisa diprediksikan setelah Lebaran, atau sekitar Agustus,” ucapnya.
Keyakinannya terhadapnilai ekspor di Jateng yang akan meningkat itu karena masuknya beberapa industri garmen baru ke wilayahnya. “Dengan kapasitas produksi besar,tentu diikuti meningkatnya nilai ekspor,” katanya. (bro)
()