Sopir bus mogok di hari pertama
A
A
A
Sindonews.com - Rencana pemindahan bus jalur Pantai Utara (Pantura) ke Terminal Tambak Oso Wilangun (TOW) tak membuat solusi kelancaran transportasi. Hari pertama pengalihan trayek bus Pantura itu diwarnai dengan aksi mogok para sopir.
Sejak pagi puluhan awak bus jurusan Surabaya-Semarang memilih duduk di selasar terminal. Mereka memarkir busnya di belakang TOW. Kondisi itu membuat ratusan penumpang tujuan Semarang atau sebaliknya dirugikan.
Karena tak ada armada yang beroperasi, para penumpang yang biasanya memanfaatkan bus Pantura hanya duduk manis di sekitar TOW. Petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya tidak bisa berbuat apa-apa dengan adanya pemogokan.
Protes yang dilakukan para supir dilakukan karena fasilitas di TOW tak memadai. Kalaupun dipaksakan untuk beroperasi, bus tak bisa masuk ke terminal dengan nyaman. Fasilitas yang ada di TOW dinilai belum mampu menampung semua bus. Kondisi itu diperparah dengan kebijakan bus masuk ke terminal hanya satu jam saja. “Kalau ini dipaksakan, kondisi bus Pantura tak bisa berkembang,” ujar salah satu supir di TOW Sulistyono, Selasa (1/5/2012).
Para supir jurusan Surabaya-Semarang pun sepakat tidak akan beroperasi selama apa yang menjadi tuntutan mereka tidak dipenuhi. Tuntutan yang paling vital tentunya renovasi TOW seperti yang dijanjikan Pemkot Surabaya.
Ia juga menjelaskan, perpindahan operasional bus dari Purabaya ke TOW terkesan dipaksakan. Menurutnya, perpindahan ini hanya menguntungkan satu pihak saja. Sayangnya, Sulistyono enggan menyebutkan pihak siapa yang dimaksudkan. “Kalau penumpang dioper terus kan ya kasihan. Apalagi kalau penumpangnya sudah tua,” jelasnya.
Ismail, salah seorang penumpang bus Surabaya-Semarang menuturkan, dirinya merasa dirugikan akibat tidak beroperasinya trayek bus Surabaya-Semarang. Apalagi ia harus menggagalkan semua rencananya bertemu rekan bisnis di Tuban. “Sejak pagi saya sudah di terminal, tapi tak ada yang berangkat. Mau balik ke rumah juga jauh, ini jelas merugikan kami,” keluhnya.
Efek pemindahan trayek juga dikeluhkan penumpang yang sudah terlanjur datang ke Terminal Purabaya. Mereka mengaku tak mengetahui informasi adanya pemindahan trayek. Padahal mereka sudah datang ke Purabaya seperti hari biasanya. “Saat tiba di jalur pemberangkatan, saya baru diberi tahu kalau trayek sudah pindah ke TOW,” kata Marzuki Ramlan, salah satu penumpang.
Setelah ada pemberitahuan itu, ia mengaku kaget dan kecewa. Ia akhirnya memilih untuk naik bus Damri jurusan TOW. Setelah sampai di TOW, kekecewaan itu semakin memuncak ketika bus yang harusnya mengantarkannya ke Semarang malah tak segera berangkat. “Lha ini maunya seperti apa, sejak pagi harus bolak-balik ke terminal. Waktunya berangkat malah nggak ada armada yang berjalan,” sesalnya.
Sementara itu, perubahan trayek bus Pantura ke TOW memberikan berkah tersendiri bagi sopir bus Damri. Hariyanto, sopir bus Damri mengaku saat ini peningkatan penumpang lumayan meningkat tinggi. Bila sebelumnya rata-rata penumpang 7-10 sekali rit, sekarang bisa mencapai belasan. Sehingga ia harapkan untuk selanjutnya penumpang bisa bertambah lagi.
“Dari pagi ini penumpang sudah meningkat dibanding hari-hari sebelumnya. Berarti terbukti memang perpindahan trayek ini bisa menggenjot peningkatan penumpang,” jelasnya.
Kepala Dishub Surabaya Eddi menuturkan, memang bus jurusan Surabaya-Semarang masih mogok. Mereka sudah diimbau untuk jalan, namun mereka tidak juga berangkat. Meski demikian Dishub meminta agar mereka tetap beroperasi sehingga penumpang yang tidak terangkut bisa terangkut.
Menurutnya, sejak perpindahan ini memang ada saja kendalanya, namun Dishub dan Pemkot tetap akan mengupayakan optimalisasi TOW. Sebab, sudah sejak 2007 lalu TOW terlihat sepi dan seperti terminal tak berguna. “Ya, beginilah keadaannya, tapi kami berharap agar masalah ini segera tuntas,” pungkasnya. (bro)
()