PU bangun pemantau ketahanan Suramadu
A
A
A
Sindonews.com – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menginvestasikan Rp100 miliar untuk pembangunan sistem pemantauan ketahanan jembatan Suramadu. Pembangunan sistem tersebut sebagai pendeteksi tingkat kelayakan kondisi jembatan sepanjang 5,4 km yang menghubungkan Surabaya dan Pulau Madura.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, dengan adanya sistem monitoring, umur jembatan ditargetkan bisa mencapai 100 tahun.“Pemasangan sistem ditujukan untuk mengetahui kondisi struktur jembatan sebagai acuan dalam pemeliharaan dan penanganan kerusakan di infrastruktur jembatan Suramadu,” kata Djoko di Jakarta kemarin.
Menurut dia, teknologi ini dapat memperpanjang umur pelayanan jembatan karena penurunan kemampuan dan kerusakan dapat dideteksi lebih awal. Sistem pemantau itu merupakan alat pendeteksi kerusakan dengan metode pengujian tak rusak dengan cara mengintegrasikan sistem dengan struktur jembatan.Sistem tersebut diharapkan lebih akurat dan efisien dalam pemantauan dan pemeliharaan.
Dalam perkembangan lain, Menteri PU juga menginstruksikan Dirjen Bina Marga untuk segera membentuk kelembagaan Suramadu.Alasannya, lembaga itu nantinya juga akan bertugas sebagai pengelola sistem monitoring jembatan, selain pengelolaan manajemen.
Kepala Badan Pengelola Wilayah Suramadu (BPWS) Mohammad Irian sebelumnya mengatakan,lembaga yang dia pimpin sudah berkoordinasi dengan PLN untuk masalah penyediaan listrik. PLN akan memenuhi kebutuhan listrik kawasan itu yang diperkirakan tumbuh pesat mulai 2014.
Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menargetkan untuk menggenjot porsi belanja modal tahun 2013 dari total keseluruhan belanja konstruksi nasional sebesar Rp340 triliun.
Kepala Badan Pembina Konstruksi Kementerian PU Bambang Goeritno mengatakan peningkatan belanja konstruksi kementeriannya didukung dengan meningkatnya belanja modal Kementerian PU tahun depan.
Capaian target itu, menurut dia, dapat terealisasi jika pertumbuhan ekonomi bisa sesuai prediksi pemerintah yakni sebesar 6,5 hingga 6,7 persen selama 2012. Dari total keseluruhan belanja konstruksi nasional 2013 sebesar Rp340 triliun, porsi belanja konstruksi PU sebesar 20 persen, atau Rp68 triliun.
Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, dengan adanya sistem monitoring, umur jembatan ditargetkan bisa mencapai 100 tahun.“Pemasangan sistem ditujukan untuk mengetahui kondisi struktur jembatan sebagai acuan dalam pemeliharaan dan penanganan kerusakan di infrastruktur jembatan Suramadu,” kata Djoko di Jakarta kemarin.
Menurut dia, teknologi ini dapat memperpanjang umur pelayanan jembatan karena penurunan kemampuan dan kerusakan dapat dideteksi lebih awal. Sistem pemantau itu merupakan alat pendeteksi kerusakan dengan metode pengujian tak rusak dengan cara mengintegrasikan sistem dengan struktur jembatan.Sistem tersebut diharapkan lebih akurat dan efisien dalam pemantauan dan pemeliharaan.
Dalam perkembangan lain, Menteri PU juga menginstruksikan Dirjen Bina Marga untuk segera membentuk kelembagaan Suramadu.Alasannya, lembaga itu nantinya juga akan bertugas sebagai pengelola sistem monitoring jembatan, selain pengelolaan manajemen.
Kepala Badan Pengelola Wilayah Suramadu (BPWS) Mohammad Irian sebelumnya mengatakan,lembaga yang dia pimpin sudah berkoordinasi dengan PLN untuk masalah penyediaan listrik. PLN akan memenuhi kebutuhan listrik kawasan itu yang diperkirakan tumbuh pesat mulai 2014.
Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menargetkan untuk menggenjot porsi belanja modal tahun 2013 dari total keseluruhan belanja konstruksi nasional sebesar Rp340 triliun.
Kepala Badan Pembina Konstruksi Kementerian PU Bambang Goeritno mengatakan peningkatan belanja konstruksi kementeriannya didukung dengan meningkatnya belanja modal Kementerian PU tahun depan.
Capaian target itu, menurut dia, dapat terealisasi jika pertumbuhan ekonomi bisa sesuai prediksi pemerintah yakni sebesar 6,5 hingga 6,7 persen selama 2012. Dari total keseluruhan belanja konstruksi nasional 2013 sebesar Rp340 triliun, porsi belanja konstruksi PU sebesar 20 persen, atau Rp68 triliun.
()