Mobile payment berkembang pesat

Kamis, 03 Mei 2012 - 09:51 WIB
Mobile payment berkembang...
Mobile payment berkembang pesat
A A A
Sindonews.com - Pemanfaatan telepon seluler sebagai mobile payment dan sistem pembayaran nontunai, menjadi sorotan utama Cards & Payments Asia 2012 yang memasuki edisi ke-17 tahun ini.

Cards & Payments Asia 2012 diselenggarakan di Suntec Singapore International Convention and Exibition Center,Singapura,pada 25–27 April lalu. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang condong kepada diskusi dan wacana pengembangan sistem pembayaran contactless, kini ragam teknologi yang sebelumnya dibicarakan sudah terlihat wujudnya,baik dalam berbagai prototipe maupun yang sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Chief Executive Officer Terrapinn Asia Pacific Richard Ireland mengatakan,dalam kegiatan tersebut diperlihatkan bagaimana teknologi bekerja dan penerapannya dalam ragam industri seperti bank, telekomunikasi (telco), industri ritel,bahkan institusi pemerintahan. Kini telepon pintar (smartphone) dapat digunakan sebagai kartu akses, pertukaran informasi dapat dilakukan dengan hanya menyentuh ponsel, membayar berbagai kebutuhan di merchant, bahkan berfungsi sebagai kartu pas penerbangan di beberapa bandara.

Menurut Richard,ketika teknologinya sudah berkembang,upaya berikutnya adalah menciptakan sinergi antara industri dan menjadikan mobile payment lebih mudah dan praktis sebagai solusi sistem pembayaran ke depan.

“Teknologinya bekerja dan sudah diimplementasikan, kegiatan ini merupakan sarana untuk berbagi informasi dan teknologi untuk mewujudkan mobile payment. Nantinya transaksi cukup melalui telepon seluler,” ujarnya kepada SINDO pekan lalu dalam 17th Cards & Payments Asia 2012 di Suntec Singapore International Convention and Exibition Center,Singapura.

Kegiatan ini menampilkan ragam teknologi terbaru dalam bidang pembayaran, seperti near field communication (NFC),radio frequency identification (RFID),serta ragam inisiatif teknologi pintar lainnya dalam tujuh kegiatan sinergis, yaitu Prepaid Card Asia,Near Field Communication World Asia, Digital ID World Asia, RFID World Asia, Retail World Asia, Online Retail World Asia, danDigital Signage World Asia.

Menurut Richard, kegiatan ini diikuti 22 negara, 2.000 peserta (exhibitor) dan dihadiri sekitar 8.000 orang pengunjung.Seluruh stakeholder dari sektor telekomunikasi,instansi pemerintah, perbankan, perhotelan,ritel,pelayanan kesehatan,transportasi, penerbangan,dan logistik menghadiri kegiatan ini untuk mencari peluang dalam pemanfaatan teknologi dalam layanan dan kepentingan bisnis industri masing-masing. Hal lain yang juga menjadi perhatian pameran ini adalah pengembangan NFC.

NFC merupakan pengembangan teknologi dari kartu radio frequency identification (RFID) yang menggunakan induksi medan magnet yang memungkinkan komunikasi antarperangkat elektronik dalam jarak dekat. Secara prinsip RFID memiliki bentuk dan kegunaan yang sama dengan kartu ATM. Hanya,untuk melakukan pembayaran, kartu RFID tidak perlu digesek namun cukup di dekatkan ke suatu alat yang disebut reader.

Pada ponsel yang sudah ditanamkan chip NFC,ponsel dapat bertindak sebagai alat pembayaran dan juga bisa bertindak sebagai reader. Teknologi NFC juga dapat di integrasikan ke dalam kartu SIM yang memungkinkan operator ponsel memasukan layanan NFC langsung ke kartu.Hal ini akan memudahkan pertukaran data antarperangkat seperti memindahkan file gambar,data, dengan cara yang lebih sederhana dan nyaman.

Dengan menghubungkan ponsel ke perangkat elektronik yang memiliki teknologi NFC, pengguna dapat membeli barang tertentu hanya dengan mengaktifkan NFC pada ponsel. Chairman of the NFC Forum and General Manager of Global Standards and Industry Relations Department at Sony Koichi Tagawa mengatakan,tahun lalu di pasar hanya terdapat 2–3 teknologi seluler yang memiliki teknologi NFC di dalamnya.“Saat ini jumlah NFC device tak terhitung,saya cukup senang dengan perkembangan tersebut,” ujarnya.

Menurut Koichi,selama infrastruktur dan terdapat pengguna seluler yang besar di negara berkembang, sekalipun teknologi ini akan cepat berkembang.Koichi memperkirakan, teknologi NFC ini akan mendominasi pasar dalam kurun waktu 2–3 tahun ke depan,mencapai ratusan juta unit di seluruh dunia. Meski demikian,dia mengatakan,kuantitasnya memang masih tergolong sedikit.Yang penting adalah jaringan dan ekosistem untuk NFC berkembang lebih masif.

Perkembangan ini kemudian dapat dimanfaatkan dari segi bisnis dengan menciptakan ragam aplikasi dan kebutuhan bisnis. Pengamat telekomunikasi dan mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi mengatakan,tren cash less society akan makin kuat, artinya uang yang ada dalam masyarakat dalam bentuk logam maupun kertas akan berkurang dan ini akan digantikan digital money.

Meski demikian,Heru menyampaikan,ada empat tantangan yang dihadapi Indonesia dalam pengembangan sistem pembayaran ini.Pertama adalah masalah akses. Menurut Heru,masih banyak pertanyaan seputar apakah penjualan dan pembelian produk perlu dilakukan aksesnya melalui mobile. Permasalahan kedua adalah masalah biaya.Biaya yang ditetapkan harus reasonable sehingga masyarakat mau menggunakannya.

Berikutnya adalah masalah keamanan. “Bagaimana masyarakat diyakinkan,mobile payment atau digital payment ini aman,”ujarnya. Yang terakhir adalah, regulasi yang perlu disinergikan antara institusi perbankan dengan telekomunikasi.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4442 seconds (0.1#10.140)