ASEAN perkuat dana infrastruktur

Jum'at, 04 Mei 2012 - 10:01 WIB
ASEAN perkuat dana infrastruktur
ASEAN perkuat dana infrastruktur
A A A
Sindonews.com - Negara-negara ASEAN dan Bank Pembangunan Asia (ADB) sepakat menargetkan pembiayaan infrastruktur dari ASEAN Infrastructure Fund (AIF) hingga USD4 miliar atau sekitar Rp36 triliun hingga 2020.

Anggaran pembiayaan sebesar USD4 miliar dari Dana Infrastruktur ASEAN tersebut akan dimanfaatkan untuk membangun jalan, jalur kereta api, pembangkit listrik, air bersih, serta kebutuhan infrastruktur lainnya di seluruh negara anggota ASEAN.Kesepakatan tersebut dicapai Komite AIF di sela-sela pertemuan tahunan ke-45 ADB di Manila,Filipina, kemarin.

“Ini adalah momen yang sangat menentukan bagi ASEAN untuk bekerja sama membiayai proyek infrastruktur. Hal ini juga diharapkan akan mendongkrak perdagangan, pertumbuhan ekonomi,serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja,”tutur Direktur Jenderal Pelaksana Rajat Nag,dalam siaran pers yang dikeluarkan ADB,kemarin. Dalam kesepakatan kemarin, AIF juga menyetujui untuk mendanai enam proyek per tahunnya, dalam bentuk pinjaman. Nilai pinjaman tersebut tidak boleh melebihi USD75 juta.

Nantinya,proyek yang dibangun harus mampu bermanfaat bagi masyarakat banyak, seperti mengurangi kemiskinan, meningkatkan perdagangan, ataupun mendongkrak investasi. “Total komitmen peminjaman hingga 2012 diperkirakan mencapai USD4 miliar,”imbuh rilis ADB. Sebagai informasi,AIF merupakan anggaran khusus untuk infrastruktur yang dibiayai negara-negara ASEAN dan ADB.

Semula, negara ASEAN dan ADB hanya menyepakati modalawal AIF sebesar USD485 juta,dimana ADB menyumbang USD150 juta dan sisanya disumbang negara ASEAN. Malaysia menjadi penyumbang AIF terbesar dengan nilai USD150 juta disusul dengan Indonesia USD120 juta. Modal awal ini ditargetkan terus bertambah hingga melewati USD4 miliar pada 2020.

Untuk mendapatkan sumber pendanaan,AIF berencana menerbitkan obligasi dengan memanfaatkan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh negara ASEAN. Saat ini dana cadangan valas yang dimiliki negara-negara ASEAN mencapai USD700 miliar.Kebutuhan pendanaan untuk infrastruktur di ASEAN sendiri diperkirakan mencapai USD60 miliar per tahunnya. AIF juga telah memiliki komite khusus (Komite AIF) yang bertugas memilih proyek-proyek infrastruktur yang diajukan negara ASEAN dan nantinya dibiayai AIF.

Sebenarnya Komite AIF akan bermarkas di Indonesia, salah satu negara penyumbang terbesar.Namun, Malaysia akhirnya terpilih sebagai markas AIF.Dengan telah aktifnya Komite AIF, negara ASEAN termasuk Indonesia diharapkan segera mengajukan proyek-proyek infrastruktur yang akan didanai AIF.

Sebelumnya Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, saat ini belum ada proyek infrastruktur yang terpilih untuk dibiayai AIF. Masing-masing negara ASEAN, termasuk Indonesia, masih membuat daftar proyek yang akan diajukan. Sementara,Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan,AIF nantinya difokuskan untuk proyek pembangunan infrastruktur yang dibiayai pemerintah.

Kendati demikian, AIF juga bisa dimanfaatkan untuk membiayai proyek yang dijalankan kerja sama pemerintah swasta atau private public partnership. “AIF ingin kami dorong untuk swasta,dalam konteks itu kami dalam proses mendukung daftar dari proyek infrastruktur yang diajukan untuk pembahasan lebih lanjut di AIF,” ujar Mahendra.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0586 seconds (0.1#10.140)