Kredit bank syariah Rp5,4 T

Senin, 07 Mei 2012 - 17:05 WIB
Kredit bank syariah Rp5,4 T
Kredit bank syariah Rp5,4 T
A A A


Sindonews.com - Perbankkan syariah diminta memperbesar porsi penyaluran kredit dengan membidik sektor strategis seperti pertanian.

Periode 2011, penyaluran kredit perbankan syariah di Jabar sebesar Rp5,4 triliun. Tumbuh sekitar 4,43 persen dari tahun lalu. Namun demikian, Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Bandung Lucky Fathul Aziz Hadibrata mengakui, pembiayaan perbankan syariah belum sesuai target, dengan angka pertumbuhan 40 persen.

“Pertumbuhannya belum sesuai harapan. Padahal, beberapa sektor masih sangat mungkin digarap perbankan syariah. Seperti sektor pertanian. Sistem bagi hasil yang ditawarkan perbankan syariah lebih cocok untuk sektor tersebut,” jelas Lucky Fathul Aziz Hadibrata di Bandung, Senin (7/5/2012).

Dia berharap, perluasan market perbankkan syariah akan memperbesar porsi penyaluran kredit yang terbilang masih kecil. Sampai saat ini, perbankan syariah masih menjadikan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai target pasarnya. Penyaluran kredit bagi pertanian dapat meningkatkan likuiditas kredit bank syariah.

Mestinya, rendahnya pembiayaan syariah sejalan dengan pertumbuhan aset bank syariah menjadi Rp8,21 triliun pada triwulan I/2012. Tumbuh sekitar 5,21 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, ditemui terpisah, Deputy Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah mengatakan, Bank Indonesia optimistis nilai aset bank syariah di Indonesia akan tumbuh 15-20 persen dalam jangka waktu sepuluh tahun kedepan. Walaupun, share perbankan syariah diakuinya masih kecil.

“Share-nya memang masih kecil, sekitar 4,1 persen. Tapi melihat pertumbuhan selama lima tahun terakhir saya yakin share-nya akan tumbuh 15-20 persen dalam satu dekade kedepan,” ujar Halim Alamsyah pada seminar internasional keuangan syariah Bank Indonesia di Hotel Hilton, Jalan Pasirkaliki, Kota Bandung, Senin (7/5/2012).

Halim menyebutkan, jumlah aset bank syariah nasional per Maret 2012 mencapai Rp152,3 triliun. Dalam lima tahun terakhir pertumbuhan assetnya mencapai 40,2 persen. Pertumbuhannya jauh lebih tinggi dibandingkan bank konvensional sebesar 16,7 persen.

Lebih lanjut Halim menjelaskan, industri syariah tumbuh karena didorong oleh permintaan pasar nasional. Kondisi tersebut, berbeda dengan pertumbuhan bank syariah di negara lain. Di mana, industri keuangan syariah muncul karena dorongan pemerintah.

“Industri syariah kita, fokus pada produk pembiayaan. Sementara negara lain lebih fokus pada sektor usaha pasar keuangan,” pugkas dia. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6853 seconds (0.1#10.140)