Serapan beras bulog Jabar rendah
A
A
A
Sindonews.com - Hingga periode Mei, serapan beras Perum Bulog di Jabar baru mencapai 250.000 ton dari target 520 ribu ton pada musim panen raya tahun ini. Salah satunya disebabkan turunnya produksi padi di sejumlah sentra padi di Jabar, akibat alih fungsi lahan pertanian.
"Sentra beras yang awalnya memberi kontribusi besar terhadap serapan beras Bulog, kini turun. Ini karena produksi padi di kawasan tersebut juga turun," kata Kepala Humas Perum Bulog Jabar dan Banten Sumarna di Bandung, Kamis (10/5/2012).
Dia mencontohkan, Ciamis yang biasanya berkontribusi lebih dari 60.000 ton, panen raya kali ini baru mencapai 50.000 ton. Begitupun dengan Karawang, bahkan penurunannya cukup drastis. Dari yang biasanya sampai 60.000 ton, kini hanya sampai 40.000 ton.
Menurut dia, turunnya produksi padi di sejumlah daerah di Jabar disebabkan alih fungsi lahan pertanian. "Tidak sedikit lahan pertanian yang beralih menjadi lahan perumahan. Ini berpengaruh terhadap produksi padi," timpal dia.
Selain itu, Bulog pun mengakui persaingan, persaingan dengan pihak swasta menyebabkan rendahnya serapan Bulog. Sistem yang mereka lakukan membeli dengan sistem ijon. Mereka berasal dari Jawa Tengah dan daerah lainnya. "Kenaikan HPP memang memberi kontribusi besar terhadap serapan kami. Harga beli Bulog bisa bersaing," pungkas dia.
Kendati serapan beras baru 250.000 ton, Bulog optimistis, target serapan sebesar 520.000 ton untuk panan raya kali ini tercapai. Menurut dia, masih ada daerah yang belum panen. Seperti Cirebon, Indramayu, Karawang, Cianjur Selatan, dan daerah lainnya.
Bulog Jabar, lanjut dia, menargetkan serapan beras sebesar 650.000 ton pada tahun ini. Serapan terbesar diharapkan berasal dari panen raya Februari-Juni. Sedangkan sisanya, diharapkan berasal dari panen gadu pada Oktober 2012.
Sementara itu, Dirut Perum Bulog Soetarto Alimuso mengatakan, sampai Mei 2012, serapan Bulog secara nasional telah sampai 1,5 juta ton. Jumlah tersebut juga lebih baik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 1,3 juta ton.
"Saat ini, serapannya lebih baik dari periode yang sama tahun lalu," timpal dia. Namun demikian, serapan tersebut belum sesuai harapan. Paling tidak, untuk menjaga stok beras di Indonesia, Bulog perlu stok 10 juta ton. (ank)
"Sentra beras yang awalnya memberi kontribusi besar terhadap serapan beras Bulog, kini turun. Ini karena produksi padi di kawasan tersebut juga turun," kata Kepala Humas Perum Bulog Jabar dan Banten Sumarna di Bandung, Kamis (10/5/2012).
Dia mencontohkan, Ciamis yang biasanya berkontribusi lebih dari 60.000 ton, panen raya kali ini baru mencapai 50.000 ton. Begitupun dengan Karawang, bahkan penurunannya cukup drastis. Dari yang biasanya sampai 60.000 ton, kini hanya sampai 40.000 ton.
Menurut dia, turunnya produksi padi di sejumlah daerah di Jabar disebabkan alih fungsi lahan pertanian. "Tidak sedikit lahan pertanian yang beralih menjadi lahan perumahan. Ini berpengaruh terhadap produksi padi," timpal dia.
Selain itu, Bulog pun mengakui persaingan, persaingan dengan pihak swasta menyebabkan rendahnya serapan Bulog. Sistem yang mereka lakukan membeli dengan sistem ijon. Mereka berasal dari Jawa Tengah dan daerah lainnya. "Kenaikan HPP memang memberi kontribusi besar terhadap serapan kami. Harga beli Bulog bisa bersaing," pungkas dia.
Kendati serapan beras baru 250.000 ton, Bulog optimistis, target serapan sebesar 520.000 ton untuk panan raya kali ini tercapai. Menurut dia, masih ada daerah yang belum panen. Seperti Cirebon, Indramayu, Karawang, Cianjur Selatan, dan daerah lainnya.
Bulog Jabar, lanjut dia, menargetkan serapan beras sebesar 650.000 ton pada tahun ini. Serapan terbesar diharapkan berasal dari panen raya Februari-Juni. Sedangkan sisanya, diharapkan berasal dari panen gadu pada Oktober 2012.
Sementara itu, Dirut Perum Bulog Soetarto Alimuso mengatakan, sampai Mei 2012, serapan Bulog secara nasional telah sampai 1,5 juta ton. Jumlah tersebut juga lebih baik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 1,3 juta ton.
"Saat ini, serapannya lebih baik dari periode yang sama tahun lalu," timpal dia. Namun demikian, serapan tersebut belum sesuai harapan. Paling tidak, untuk menjaga stok beras di Indonesia, Bulog perlu stok 10 juta ton. (ank)
()