Penetrasi ekspor Jabar diharap naik 5%
A
A
A
Sindonews.com - Penetrasi ekspor Jawa Barat ke sejumlah Negara, diproyeksikan minimal naik 5 persen agar pertumbuhan ekonomi bisa bertahan pada posisi 6,5 persen.
Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Investasi dan Perdagangan Luar Negeri Johnny Andhella mengatakan, nilai ekspor Jabar minimal harus naik minimal 5 persen dari tahun lalu. Upaya tersebut penting dilakukan untuk menjaga kondisi ekonomi Jabar tetap stabil antara 6,1 persen sampai 6,4 persen, walaupun masih melambat dari pencapaian 2011 sebesar 6,5 persen.
“Kita bisa melakukan penetrasi ekspor produk unggulan Jabar. Seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, dan lainnya,” jelas Johnny Andrella di Bandung, Jumat (11/5/2012).
Menurut dia, ekspansi ekspor Jabar bisa dilakukan ke sejumlah Negara lainnya di luar Amerika dan Eropa. Seperti Timur Tengah, Afrika, dan kawasan Asia.
Diakui Jhonny, ekspansi pasar ekspor Jabar dilakukan sembari menunggu kepastian perbaikan ekonomi di Amerika dan Eropa. Untuk diketahui, volume ekspor Jabar ke Amerika dan Eropa mencapai 60 persen. Sedangkan sisanya, ke Asia Tenggara, Afrika, Timur Tengah, dan lainnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Bandung Lucky Fathul Aziz Hadibrata mengatakan, perlambatan perekonomian dunia diperkirakan akan berdampak pada permintaan komoditas ekspor utama Jabar seperti komoditas TPT. Hal itu didasarkan pada pesanan ekspor yang belum bisa dipastikan sampai triwulan I/2012. “Kondisi ekspor Jabar bisa memperlambat kondisi ekonomi Jabar pada triwulan pertama 2012,” timpal dia.
Diakui Lucky, pada perdagangan ekspor antar Negara, nilai ekspor Jabar pada triwulan IV/2012 telah mengalami perlambatan yaitu menjadi USD6,68 miliar dengan volume 1,70 juta ton. Nilai ekspor Jabar tumbuh 6,6 persen (year-on-year), namun lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya dengan pertumbuhan 15 persen.
Volume ekspor Jabar triwulan I/2012 juga mengalami perlambatan, tumbuh negative -17,5 persen (yoy). Sedangkan pada triwulan sebelumnya tumbuh negative -12,9 persen.
Selama tahun 2011, lanjut Lucky, ekspor Jabar tercatat masih tumbuh 10,8 persen, seidikit melambat dari kinerja 2010 dengan pertumbuhan mencapai 21,7 persen. “Tahun 2011, nilai ekspor Jabar sebesar USD25,74 miliar dengan volume sebesar 6,69 juta ton. Perlambatan tersebut disebabkan krisis di Amerika dan Eropa,” kata Lucky.
Disisi lain, impor Jabar pada triwulan akhir 2011 meningkat 1,8 persen (yoy). Di mana pada periode sebelumnya turun 6,1 persen. Sebaliknya, volume barang impor terus mengalami perlambatan meskipun secara nominal lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Impor Jabar pada periode laporan mencapai USD3,20 miliar dengan volume sebesar 393,87 ribu ton. (ank)
Wakil Ketua Kadin Jabar Bidang Investasi dan Perdagangan Luar Negeri Johnny Andhella mengatakan, nilai ekspor Jabar minimal harus naik minimal 5 persen dari tahun lalu. Upaya tersebut penting dilakukan untuk menjaga kondisi ekonomi Jabar tetap stabil antara 6,1 persen sampai 6,4 persen, walaupun masih melambat dari pencapaian 2011 sebesar 6,5 persen.
“Kita bisa melakukan penetrasi ekspor produk unggulan Jabar. Seperti tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, dan lainnya,” jelas Johnny Andrella di Bandung, Jumat (11/5/2012).
Menurut dia, ekspansi ekspor Jabar bisa dilakukan ke sejumlah Negara lainnya di luar Amerika dan Eropa. Seperti Timur Tengah, Afrika, dan kawasan Asia.
Diakui Jhonny, ekspansi pasar ekspor Jabar dilakukan sembari menunggu kepastian perbaikan ekonomi di Amerika dan Eropa. Untuk diketahui, volume ekspor Jabar ke Amerika dan Eropa mencapai 60 persen. Sedangkan sisanya, ke Asia Tenggara, Afrika, Timur Tengah, dan lainnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Bandung Lucky Fathul Aziz Hadibrata mengatakan, perlambatan perekonomian dunia diperkirakan akan berdampak pada permintaan komoditas ekspor utama Jabar seperti komoditas TPT. Hal itu didasarkan pada pesanan ekspor yang belum bisa dipastikan sampai triwulan I/2012. “Kondisi ekspor Jabar bisa memperlambat kondisi ekonomi Jabar pada triwulan pertama 2012,” timpal dia.
Diakui Lucky, pada perdagangan ekspor antar Negara, nilai ekspor Jabar pada triwulan IV/2012 telah mengalami perlambatan yaitu menjadi USD6,68 miliar dengan volume 1,70 juta ton. Nilai ekspor Jabar tumbuh 6,6 persen (year-on-year), namun lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya dengan pertumbuhan 15 persen.
Volume ekspor Jabar triwulan I/2012 juga mengalami perlambatan, tumbuh negative -17,5 persen (yoy). Sedangkan pada triwulan sebelumnya tumbuh negative -12,9 persen.
Selama tahun 2011, lanjut Lucky, ekspor Jabar tercatat masih tumbuh 10,8 persen, seidikit melambat dari kinerja 2010 dengan pertumbuhan mencapai 21,7 persen. “Tahun 2011, nilai ekspor Jabar sebesar USD25,74 miliar dengan volume sebesar 6,69 juta ton. Perlambatan tersebut disebabkan krisis di Amerika dan Eropa,” kata Lucky.
Disisi lain, impor Jabar pada triwulan akhir 2011 meningkat 1,8 persen (yoy). Di mana pada periode sebelumnya turun 6,1 persen. Sebaliknya, volume barang impor terus mengalami perlambatan meskipun secara nominal lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Impor Jabar pada periode laporan mencapai USD3,20 miliar dengan volume sebesar 393,87 ribu ton. (ank)
()