Belanja bunga hias capai Rp1 M
A
A
A
Sindonews.com - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Kota Bandung Momon Abdurachman mengatakan, tingginya belanja bunga hias ratusan hotel di Bandung belum dimanfaatkan petani bunga anggrek. Hal ini melihat belanja bunga hias oleh hotel di Bandung mencapai Rp1 miliar per bulan.
“Dari total belanja bunga hias sekitar 500 hotel di Bandung, yang menggunakan bunga aggrek tidak lebih dari 10 persen. Artinya, potensi penetrasi anggrek di hotel masih cukup besar,” jelas Momon Abdurachman di sela-sela Orchid Investor Relation Meeting di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI, Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat (11/5/2012).
Untuk meningkatkan penggunaan anggrek di hotel, PHRI melakukan penandatangan kerjasama dengan petani anggrek. Kerja sama tersebut, diharapkan meningkatkan penggunaan anggrek hias di hotel. PHRI menargetkan, komposisi penggunaan anggrek di hotel bisa mencapai 50 persen atau dengan transaksi sampai dengan Rp500 juta per bulan.
Lebih lanjut Momon mengatakan, potensi penetrasi petani anggrek pada bisnis hotel bisa terus tumbuh. Terlerbih, jumlah kamar hotel di Bandung diperkirakan menjadi 15.000 kamar pada tahun 2012 dari 14.000 kamar pada tahun 2011.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas menyatakan penyaluran kredit perbankan kepada subsektor pertanian masih rendah. Hingga Februari 2012, posisi kredit perbankan nasional kepada sektor hortikultura khususnya bunga-bungaan Anggrek hanya sebesar Rp15,59 miliar.
"Penyaluran kredit perbankan secara nasional kepada Anggrek hanya 7,15 persen dari total kredit kepada subsektor tanaman hias atau sekitar Rp15,59 miliar. Hambatannya karena resiko tinggi dan soal agunan,” kata dia.
Namun demikian, BI optimistis, saluran kredit perbankan pada sektor pertanian semakin meningkat. Tingkat pertumbuhan kredit tahunan untuk subsektor ini mencapai 310,71 persen. "Peningkatan pertumbuhannya sekitar Rp4 miliar. Kami optimis penyaluran kredit bagi Anggrek akan terus meningkat," jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Bank Indonesia Bandung Lucky Fathul A Hadibrata menilai penyaluran kredit untuk petani anggrek masih rendah. Padahal, sektor tersebut bisa menyerap Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dia mengakui, dari serapan KUR 2011 Rp3,8 triliun, sekitar 300 miliar diserap sektor pertanian.
Menurut dia, komoditas seperti beras, bawang, cabai dan gula menjadi prioritas perbankan demi menjaga stabiltas inflasi. "Beras, bawang, cabai, gula yang perbankan prioritaskan. Tapi holtikultura juga punya potensi karena memiliki nilai ekspor," katanya. (ank)
“Dari total belanja bunga hias sekitar 500 hotel di Bandung, yang menggunakan bunga aggrek tidak lebih dari 10 persen. Artinya, potensi penetrasi anggrek di hotel masih cukup besar,” jelas Momon Abdurachman di sela-sela Orchid Investor Relation Meeting di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI, Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat (11/5/2012).
Untuk meningkatkan penggunaan anggrek di hotel, PHRI melakukan penandatangan kerjasama dengan petani anggrek. Kerja sama tersebut, diharapkan meningkatkan penggunaan anggrek hias di hotel. PHRI menargetkan, komposisi penggunaan anggrek di hotel bisa mencapai 50 persen atau dengan transaksi sampai dengan Rp500 juta per bulan.
Lebih lanjut Momon mengatakan, potensi penetrasi petani anggrek pada bisnis hotel bisa terus tumbuh. Terlerbih, jumlah kamar hotel di Bandung diperkirakan menjadi 15.000 kamar pada tahun 2012 dari 14.000 kamar pada tahun 2011.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas menyatakan penyaluran kredit perbankan kepada subsektor pertanian masih rendah. Hingga Februari 2012, posisi kredit perbankan nasional kepada sektor hortikultura khususnya bunga-bungaan Anggrek hanya sebesar Rp15,59 miliar.
"Penyaluran kredit perbankan secara nasional kepada Anggrek hanya 7,15 persen dari total kredit kepada subsektor tanaman hias atau sekitar Rp15,59 miliar. Hambatannya karena resiko tinggi dan soal agunan,” kata dia.
Namun demikian, BI optimistis, saluran kredit perbankan pada sektor pertanian semakin meningkat. Tingkat pertumbuhan kredit tahunan untuk subsektor ini mencapai 310,71 persen. "Peningkatan pertumbuhannya sekitar Rp4 miliar. Kami optimis penyaluran kredit bagi Anggrek akan terus meningkat," jelasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Bank Indonesia Bandung Lucky Fathul A Hadibrata menilai penyaluran kredit untuk petani anggrek masih rendah. Padahal, sektor tersebut bisa menyerap Kredit Usaha Rakyat (KUR). Dia mengakui, dari serapan KUR 2011 Rp3,8 triliun, sekitar 300 miliar diserap sektor pertanian.
Menurut dia, komoditas seperti beras, bawang, cabai dan gula menjadi prioritas perbankan demi menjaga stabiltas inflasi. "Beras, bawang, cabai, gula yang perbankan prioritaskan. Tapi holtikultura juga punya potensi karena memiliki nilai ekspor," katanya. (ank)
()