Pemerintah kejar investasi asing

Senin, 14 Mei 2012 - 09:54 WIB
Pemerintah kejar investasi asing
Pemerintah kejar investasi asing
A A A
Sindonews.com - Pemerintah terus berupaya mendongkrak investasi asing masuk ke dalam negeri, terutama dari negara-negara yang sebelumnya sudah menjadi mitra kerja sama perdagangan melalui kesepakatan regional ASEAN.

Tiga negara yakni Korea Selatan, Australia, dan India yang sedang membahas rencana kerja sama bilateral, dinilai sebagai investor potensial. Nilai investasi ketiga negara tersebut selama 2010-2011 di Indonesia tercatat mencapai USD1,6 miliar (sekitar Rp14,4 triliun).

Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang diolah dari laporan investasi modal asing Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi Korea Selatan tercatat yang tertinggi dari ketiga negara tersebut. Dalam periode tersebut, investasi Korea tercatat sebesar USD1,37 miliar, sementara Australia USD224,26 juta, dan India sebesar USD15,95 juta.

Kemenperin juga mencatat, investasi Korea Selatan dilakukan oleh 216 perusahaan di 168 kelompok industri. Investasi Australia dilakukan 16 perusahaan di 18 kelompok industri, sedangkan investasi India berasal dari sembilan perusahaan di sembilan kelompok industri.

“Total investasi USD1,6 miliar itu belum termasuk jumlah riil yang ada di lapangan,karena masih ada data investasi yang masuk, tapi belum dicatatkan nilainya. Di sisi lain, data ini sudah memberikan gambaran investasi dari negara-negara bersangkutan,” kata Dirjen Kerja Sama Industri Internasional Kemenperin Agus Tjahajana di Jakarta akhir pekan lalu.

Saat ini pemerintah Indonesia dengan pemerintah Korea Selatan,Australia, dan India sedang membahas rencana kerja sama bilateral. Langkah tersebut diapresiasi kalangan industri karena selain bisa mendorong masuk investasi baru, juga berpeluang membuka pasar bagi industri dalam negeri.

“Posisi kita dengan Korea Selatan misalnya, adalah saling mengisi. Untuk itu, pada saat negosiasi nanti, saya berharap pemerintah memperkuat posisi produk-produk ekspor kita. Kalau untuk produk yang memang harus diimpor, juga harus bisa meningkatkan lapangan kerja di sini,” kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman.

Sedangkan ketua umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan, investasi Korea Selatan dan India saat ini juga banyak dilakukan di sektor makanan dan minuman Indonesia. “Dengan kedua negara itu posisinya bagus. Nanti bentuk kerja samanya harus yang komprehensif, sehingga menarik investasi mereka lebih banyak ke sini,” kata Adhi.

Dengan Australia dan Eropa, lanjut dia, hal itu justru akan semakin membuka pintu untuk masuknya produk impor dari wilayah itu ke Indonesia. Karena itu, kerja sama dengan Eropa menurut dia harus dipelajari lebih lanjut. “Karena kita mengimpor lebih banyak dari mereka,” cetusnya.

Sebelumnya, Kepala BKPM Gita Wirjawan mengatakan bahwa realisasi investasi asing selama kuartal I/2012 mencapai Rp51,5 triliun. Menurutnya, jumlah itu sudah mencapai 24,9 persen terhadap total target investasi asing yang hingga akhir tahun ini dipatok sebesar Rp206,8 triliun. Bahkan, BKPM mencatat realisasi investasi sebesar Rp51,5 triliun tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3826 seconds (0.1#10.140)