Jaga rupiah, BI terus intervensi pasar valas

Senin, 21 Mei 2012 - 08:54 WIB
Jaga rupiah, BI terus intervensi pasar valas
Jaga rupiah, BI terus intervensi pasar valas
A A A
Sindonews.com – Bank Indonesia telah meningkatkan intensitas intervensi ke pasar valas untuk menjaga agar nilai tukar rupiah tidak melemah terlalu buruk. Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu 16 Mei pekan lalu melemah ke posisi Rp9.280 perdolar AS atau berada diposisi terendah pada tahun ini.

“Kita intervensi valas lebih tinggi sejak Maret lalu, tetapi dengan krisis ekonomi Eropa yang memburuk kita lebih intensif di pasar agar rupiah tidak terlalu memburuk dan tidak menimbulkan kepanikan,” ungkap Direktur Eksekutif Direktorat Riset dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo kepada wartawan di Yogyakarta akhir pekan lalu.

Dia mengungkapkan,sejak Maret lalu nilai tukar rupiah dan mata uang asing lainnya mengalami pelemahan akibat krisis ekonomi di Eropa yang belum jelas penyelesaiannya, ditambah kabar rencana Yunani yang akan keluar dari Zona Eropa.

“Perkembangan kondisi di Eropa membuat semua panik dan kembali memegang dolar AS,ini terlihat di sektor keuangan,obligasi dan saham termasuk harga emas juga rontok,”ucapnya.

Menurut Perry, demi mencegah rupiah terus memburuk, BI memang harus masuk ke pasar valas mengingat nilai transaksi valas di Indonesia per hari masih sangat sedikit yaitu sekitar USD2 miliar, sehingga dengan masuknya BI bisa menenangkan pasar.

Meski begitu,sejauh ini dampak pelemahan rupiah terhadap laju inflasi belum terlalu signifikan dan diperkirakan inflasi akan berada di posisi 4,6 persen jika Pemerintah tidak jadi menaikkan harga BBM.

Perry mengharapkan, pertemuan negara-negara G-8 dalam waktu dekat bisa memberikan sentimen positif terhadap kondisi perekonomian global sehingga tekanan terhadap rupiah semakin kecil. Dia mengungkapkan, BI telah menyiapkan berbagai langkah untuk merespons perubahan kondisi ekonomi.

Contoh kebijakan yang dikeluarkan BI untuk mengendalikan inflasi adalah dengan menaikkan suku bunga instrumen moneter seperti untuk term deposit,SBI dan repo SBN pada pekan lalu.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6495 seconds (0.1#10.140)