Israel sasaran ekspor CPO Sumut
A
A
A
Sindonews.com - Israel dilirik menjadi salah satu tujuan utama ekspor CPO Sumatera Utara (Sumut) meski kini volume ekspor CPO ke negara di Timur Tengah tersebut belum sebesar volume ekspor ke China, Jepang, dan Malaysia. Peran Israel pun dianggap cukup strategis, karena dapat dijadikan sebagai pintu masuk CPO sumut ke pasar Afrika dan Timur Tengah.
"Israel merupakan pasar baru untuk ekspor CPO Sumut, dan mereka sangat potensial mengingat perluasan pasar CPO Sumut ke Afrika dan Timur Tengah," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara Darwinsyah melalui Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Subdinas Perdagangan Luar Negeri Sumatera Utara Fitra Kurnia sebagaimana dikutip Okezone, Rabu (23/5/2012).
Konsumsi CPO di Israel sendiri diakui tidak terlalu besar, mengingat saat ini infrastruktur hilirisasi CPO berkembang cukup baik di Israel. "Kita utamanya mengirim bahan baku, karena di sana juga sudah ada pabrik hilirasi CPO yang cukup maju dan mampu memproduksi banyak jenis produk turunan," tambahnya.
Selain CPO, produk lain yang diekspor adalah Olaine (minyak goreng), Shortening, dan lainnya. Berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA) Disperindag Sumatera Utara pada Maret 2012, ekspor produk Olein sebesar 630 ton, dengan nilai USD75.915. Sedangkan untuk produk PKO, sebesar 21 ton, dengan nilai USD29.820. Sementara untuk produk Shortening sebanyak 752,6 ton dengan nilai USD856.600.
Diharapkan dengan jalinan perdagangan dengan Israel ini, ekspor ke negara-negara tujuan baru di Afrika, Asia Timur Jauh, Timur Tengah dan Asia Pasifik dapat semakin diperluas dan menambah total 248 negara tujuan utama ekspor produk sumut, seiring dengan penguatan industri CPO dalam negeri.
Dengan semakin luasnya pasar ekspor CPO ini, posisi Indonesia khususnya Sumatera Utara dalam penetapan harga akan semakin baik, dan kondisi itu erat hubungannya dengan devisa maupun kesejahteraan petani sawit dalam negeri.
"Israel merupakan pasar baru untuk ekspor CPO Sumut, dan mereka sangat potensial mengingat perluasan pasar CPO Sumut ke Afrika dan Timur Tengah," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara Darwinsyah melalui Kepala Seksi Ekspor Hasil Pertanian dan Pertambangan Subdinas Perdagangan Luar Negeri Sumatera Utara Fitra Kurnia sebagaimana dikutip Okezone, Rabu (23/5/2012).
Konsumsi CPO di Israel sendiri diakui tidak terlalu besar, mengingat saat ini infrastruktur hilirisasi CPO berkembang cukup baik di Israel. "Kita utamanya mengirim bahan baku, karena di sana juga sudah ada pabrik hilirasi CPO yang cukup maju dan mampu memproduksi banyak jenis produk turunan," tambahnya.
Selain CPO, produk lain yang diekspor adalah Olaine (minyak goreng), Shortening, dan lainnya. Berdasarkan Surat Keterangan Asal (SKA) Disperindag Sumatera Utara pada Maret 2012, ekspor produk Olein sebesar 630 ton, dengan nilai USD75.915. Sedangkan untuk produk PKO, sebesar 21 ton, dengan nilai USD29.820. Sementara untuk produk Shortening sebanyak 752,6 ton dengan nilai USD856.600.
Diharapkan dengan jalinan perdagangan dengan Israel ini, ekspor ke negara-negara tujuan baru di Afrika, Asia Timur Jauh, Timur Tengah dan Asia Pasifik dapat semakin diperluas dan menambah total 248 negara tujuan utama ekspor produk sumut, seiring dengan penguatan industri CPO dalam negeri.
Dengan semakin luasnya pasar ekspor CPO ini, posisi Indonesia khususnya Sumatera Utara dalam penetapan harga akan semakin baik, dan kondisi itu erat hubungannya dengan devisa maupun kesejahteraan petani sawit dalam negeri.
()