Dana masih tertahan, pertumbuhan Elnusa tertahan
A
A
A
Sindonews.com - PT Elnusa Tbk (ELSA) mengaku menderita kerugian besar yang menghambat pertumbuhan kinerja perseroan di tahun 2012 ini akibat tertahannya dana internal perseroan di Bank Mega sebesar Rp111 miliar.
"Kami meyakini sepanjang 2012 ini, kami akan tetap tumbuh dibanding tahun lalu. Namun dengan Rp111 miliar yang tertahan di Bank Mega, pertumbuhan kami jadi terhambat dari yang seharusnya," kata VicePresident Corporate Legal Elnusa Imansyah Syamsuddin, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (28/5/2012).
Hal ini terjadi akibat banyak potensi kerugian yang didapat dari dana yang seharusnya bisa digunakan untuk mengerjakan sejumlah proyek. Elnusa pun harus mencari cara lain mencari tambahan pendanaan cepat dan lebih murah seperti melakukan refnancing.
Maklum saja jika Elnusa harus cepat mencari ganti dana yang tertahan di Bank milik pengusaha Chairil Tanjung tesebut. Pasalnya dengan berbagai proyek yang didapat, Elnusa membutuhkan cash flow yang cepat.
Menurut Iman, untuk proyek hulu yang berada di daarat saja, setiap harinya Elnusa harus mengeluarkan investasi sebesar US$ 30.000-US$ 60.000 perhari. Investasi lebih besar harus dikeluarkan untuk proyek offshore yaklni US$-90.000-US$ 120.000 perhari. "Padahal pembayarannya bisa baru dilakukan seteleh 3 atau 6 bulan kerja. Jadi banyak proyek yang seharusnya bisa diambil, tak bisa diambil," serunya.
Pada tahun 2011 lalu, setelah kasus pembobolan dana Elnusa d Bank Mega terungkap, sebenarnya manajemen Elnusa, kata Imansyah, tak terlalu mempermasalahkan hal tersebut karena mengganggap dana tersebut merupakan dana cadangan. Tapi, ternyata sejalan dengan banyaknya proyek yang didapat, dana cadangan tersebut pun tak ayal dibutuhkan perseroan. "Banyak hal diluar perhitungan terjadi. Banyak proyek yang didapat dan terus terang ini membuat banyak klien merasa tak aman," tuturnya.
Tak mau mengulangi kesalahan yang sama, tahun 2012 ini, Elnusa akan lebih agresif. Temasuk terus mendesak Bank Mega membayarkan dana milik Elnusa. "Kami minta secepatnya Bank Mega bisa cairkan dana kami. Kalau tak bisa sepenuhnya 50 persen dulu deh. Jika mereka beritikad baik dan merasa harus sama-sama ambil risiko seharusnya mereka menawarkan hal ini, bukan kami," tegas Imansyah.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis berjanji akan menindaklanjuti nasib PT Elnusa Tbk ke Bank Indonesia terkait surat permintaan perseroan agar BI bersedia membantu pencairan dananya di escrow account Bank Mega Tbk senilarRp111 miliar."Saya akan menanyakan langsung kepada Deputi Bank Indonesia terkait hal itu," ujar Harry.
Harry menganjurkan kepada manajemen Elnusa untuk menindaklanjuti kasus inihingga tuntas. Jika sudah incraht dan Elnusa ditetapkan sebagai pemenang, tidak ada alasan bagi BI atau OJK untuk mengulur-ngulur waktu lagi untuk mendesak Bank Mega segera mencairkan danaElnusa yang berada di esrow accountnya.
"Kalau sampai OJK terbentuk dan kasus ini belum selesai (belum incraht), saya menyarankan Elnusa untukmenyampaikan kasus ini ke OJK dan OJK harus bisa mengunakan kewenangannya," kata Harry.
Elnusa sendiri sebelumnya sudah memproyeksikan pendapatan usaha pada 2012 sebesar Rp5,602 triliun, naik sekitar 22 persen dari target 2011 sebesar Rp4,610 triliun. Perseroan menargetkan, sektor jasa hulu dapat menyumbangkan 50,79 persen dari total pendapatan sebesar Rp2,845 triliun, naik 39 persen dibandingkan proyeksi 2011 Rp 2,047 triliun.
Kemudian jasa hilir ditargetkan Rp2,401 triliun naik delapan persen dari target tahun ini Rp2,225 triliun, sedangkan jasa penunjang hanya ditargetkan tumbuh 1 persen dari Rp428 miliar menjadi Rp431 miliar
Direktur Keuangan Elnusa Sabam Hutajulu optimistis tahun ini perseroan bisa mencetak laba bersih Rp111 miliar. Fokus perseroan tahun ini adalah ke peningkatan strategi pemasaran dan keuntungan, optimalisasi utilitas alat, dan eksekusi proyek.
Elnusa Group tahun ini menganggarkan total belanja modal USD55 juta, dimana khusus untuk Elnusa mencapai USD39,5 juta dan sisanya ke anak usaha. Belanja modal USD39,5 juta itu diperoleh dari perbankan sebesar USD20 juta sisanya dari kas internal.
Belanja modal itu akan digunakan untuk pemeliharaan sumus migas oleh Divisi Oilfield Services sebesar USD34,6 juta, dan sisanya sektor pendukung lain. Elnusa tahun lalu juga telah meraih pinjaman senilai USD113 juta dari maksimum plafon mencapai USD122,5 juta, dari sindikasi lima bank yang dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk.
"Kami meyakini sepanjang 2012 ini, kami akan tetap tumbuh dibanding tahun lalu. Namun dengan Rp111 miliar yang tertahan di Bank Mega, pertumbuhan kami jadi terhambat dari yang seharusnya," kata VicePresident Corporate Legal Elnusa Imansyah Syamsuddin, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (28/5/2012).
Hal ini terjadi akibat banyak potensi kerugian yang didapat dari dana yang seharusnya bisa digunakan untuk mengerjakan sejumlah proyek. Elnusa pun harus mencari cara lain mencari tambahan pendanaan cepat dan lebih murah seperti melakukan refnancing.
Maklum saja jika Elnusa harus cepat mencari ganti dana yang tertahan di Bank milik pengusaha Chairil Tanjung tesebut. Pasalnya dengan berbagai proyek yang didapat, Elnusa membutuhkan cash flow yang cepat.
Menurut Iman, untuk proyek hulu yang berada di daarat saja, setiap harinya Elnusa harus mengeluarkan investasi sebesar US$ 30.000-US$ 60.000 perhari. Investasi lebih besar harus dikeluarkan untuk proyek offshore yaklni US$-90.000-US$ 120.000 perhari. "Padahal pembayarannya bisa baru dilakukan seteleh 3 atau 6 bulan kerja. Jadi banyak proyek yang seharusnya bisa diambil, tak bisa diambil," serunya.
Pada tahun 2011 lalu, setelah kasus pembobolan dana Elnusa d Bank Mega terungkap, sebenarnya manajemen Elnusa, kata Imansyah, tak terlalu mempermasalahkan hal tersebut karena mengganggap dana tersebut merupakan dana cadangan. Tapi, ternyata sejalan dengan banyaknya proyek yang didapat, dana cadangan tersebut pun tak ayal dibutuhkan perseroan. "Banyak hal diluar perhitungan terjadi. Banyak proyek yang didapat dan terus terang ini membuat banyak klien merasa tak aman," tuturnya.
Tak mau mengulangi kesalahan yang sama, tahun 2012 ini, Elnusa akan lebih agresif. Temasuk terus mendesak Bank Mega membayarkan dana milik Elnusa. "Kami minta secepatnya Bank Mega bisa cairkan dana kami. Kalau tak bisa sepenuhnya 50 persen dulu deh. Jika mereka beritikad baik dan merasa harus sama-sama ambil risiko seharusnya mereka menawarkan hal ini, bukan kami," tegas Imansyah.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis berjanji akan menindaklanjuti nasib PT Elnusa Tbk ke Bank Indonesia terkait surat permintaan perseroan agar BI bersedia membantu pencairan dananya di escrow account Bank Mega Tbk senilarRp111 miliar."Saya akan menanyakan langsung kepada Deputi Bank Indonesia terkait hal itu," ujar Harry.
Harry menganjurkan kepada manajemen Elnusa untuk menindaklanjuti kasus inihingga tuntas. Jika sudah incraht dan Elnusa ditetapkan sebagai pemenang, tidak ada alasan bagi BI atau OJK untuk mengulur-ngulur waktu lagi untuk mendesak Bank Mega segera mencairkan danaElnusa yang berada di esrow accountnya.
"Kalau sampai OJK terbentuk dan kasus ini belum selesai (belum incraht), saya menyarankan Elnusa untukmenyampaikan kasus ini ke OJK dan OJK harus bisa mengunakan kewenangannya," kata Harry.
Elnusa sendiri sebelumnya sudah memproyeksikan pendapatan usaha pada 2012 sebesar Rp5,602 triliun, naik sekitar 22 persen dari target 2011 sebesar Rp4,610 triliun. Perseroan menargetkan, sektor jasa hulu dapat menyumbangkan 50,79 persen dari total pendapatan sebesar Rp2,845 triliun, naik 39 persen dibandingkan proyeksi 2011 Rp 2,047 triliun.
Kemudian jasa hilir ditargetkan Rp2,401 triliun naik delapan persen dari target tahun ini Rp2,225 triliun, sedangkan jasa penunjang hanya ditargetkan tumbuh 1 persen dari Rp428 miliar menjadi Rp431 miliar
Direktur Keuangan Elnusa Sabam Hutajulu optimistis tahun ini perseroan bisa mencetak laba bersih Rp111 miliar. Fokus perseroan tahun ini adalah ke peningkatan strategi pemasaran dan keuntungan, optimalisasi utilitas alat, dan eksekusi proyek.
Elnusa Group tahun ini menganggarkan total belanja modal USD55 juta, dimana khusus untuk Elnusa mencapai USD39,5 juta dan sisanya ke anak usaha. Belanja modal USD39,5 juta itu diperoleh dari perbankan sebesar USD20 juta sisanya dari kas internal.
Belanja modal itu akan digunakan untuk pemeliharaan sumus migas oleh Divisi Oilfield Services sebesar USD34,6 juta, dan sisanya sektor pendukung lain. Elnusa tahun lalu juga telah meraih pinjaman senilai USD113 juta dari maksimum plafon mencapai USD122,5 juta, dari sindikasi lima bank yang dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk.
()