Area pembangunan sekitar kaki Suramadu menyusut
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) memprediksi, tahun 2024 nanti seluruh persoalan mengenai pembangunan di sekitar kaki Suramadu akan tuntas. Tidak hanya pembangunan secara fisik saja, diprediksi pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) juga bisa akan tuntas juga.
Humas BPWS, Faisal Yasir Arifin, menyatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan sosialisasi terkait pembangunan di sekitar kaki jembatan Suramadu, baik itu sisi Madura dan Surabaya. Di mana, untuk sosialisasi terakhir dari pemerintah pusat akan ada pengurangan area yang akan dibangun.
“Utamanya di sisi Surabaya, yang awalnya diperkirakan akan memakan 600 hektar area yang akan dibangun. Akan menyusut cukup banyak dan diprediksi tahun 2024 tuntas semua,” ujarnya, Selasa (29/5/2012).
Faisal menjelaskan, penyusutan area pembangunan di sekitar area kaki jembatan Suramadu, terutama sisi Surabaya akan menjadi 250 hektar dari 600 hektar yang disepakati awal. Artinya, akan ada kawasan yang awalnya kena dampak pembebasan lahan, akan berkurang dengan cukup signifikan.
Untuk pembangunan di sekitar kaki jembatan Suramadu sisi Madura, utamanya Kabupaten Bangkalan, menurutnya tidak akan ada perubahan. Dia menyebutkan tetap 600 hektar seperti yang ada dalam planning awal, dengan spesifikasi di dalamnya akan ada pelabuhan peti kemas juga.
“Semua sudah kami sosialisasikan, termasuk adanya pengurangan lahan yang kena dampak. Terakhir, bagi masyarakat sekitar Suramadu sisi Surabaya sudah sosialisasi,” ungkapnya.
Dia menambahkan, bagi masyarakat yang ada di sekitar kaki jembatan Suramadu, untuk tidak segan-segan melakukan komunikasi secara intensif dengan pihak BPWS. Bila ada persoalan mengenai sesuatu yang berkaitan dengan BPWS, diminta untuk memberi masukan atau teguran. “Yang pasti, kami cukup terbuka. Kapanpun dan di manapun, selama ada persoalan akan kami layani secara maksimal,” urainya.
Sementara itu, pengamat Jembatan Suramadu, Sudiro Husodo, berharap agar warga melakukan pengawalan sejak awal. Paling tidak, sebelum rencana pembangunan berjalan, semua persoalan baik mengenai pembebasan lahan dan bangunan bisa segera tuntas. Terlebih, bisa memberikan ganti untung bagi pemilik lahan dan bangunan.
“Minimal, waga sekitar Suramadu baik itu sisi Madura atau Surabaya paham. Sampai sejauh mana luas lahan yang akan digunakan sebagai area pembangunan,” ucapnya. (ank)
Humas BPWS, Faisal Yasir Arifin, menyatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan sosialisasi terkait pembangunan di sekitar kaki jembatan Suramadu, baik itu sisi Madura dan Surabaya. Di mana, untuk sosialisasi terakhir dari pemerintah pusat akan ada pengurangan area yang akan dibangun.
“Utamanya di sisi Surabaya, yang awalnya diperkirakan akan memakan 600 hektar area yang akan dibangun. Akan menyusut cukup banyak dan diprediksi tahun 2024 tuntas semua,” ujarnya, Selasa (29/5/2012).
Faisal menjelaskan, penyusutan area pembangunan di sekitar area kaki jembatan Suramadu, terutama sisi Surabaya akan menjadi 250 hektar dari 600 hektar yang disepakati awal. Artinya, akan ada kawasan yang awalnya kena dampak pembebasan lahan, akan berkurang dengan cukup signifikan.
Untuk pembangunan di sekitar kaki jembatan Suramadu sisi Madura, utamanya Kabupaten Bangkalan, menurutnya tidak akan ada perubahan. Dia menyebutkan tetap 600 hektar seperti yang ada dalam planning awal, dengan spesifikasi di dalamnya akan ada pelabuhan peti kemas juga.
“Semua sudah kami sosialisasikan, termasuk adanya pengurangan lahan yang kena dampak. Terakhir, bagi masyarakat sekitar Suramadu sisi Surabaya sudah sosialisasi,” ungkapnya.
Dia menambahkan, bagi masyarakat yang ada di sekitar kaki jembatan Suramadu, untuk tidak segan-segan melakukan komunikasi secara intensif dengan pihak BPWS. Bila ada persoalan mengenai sesuatu yang berkaitan dengan BPWS, diminta untuk memberi masukan atau teguran. “Yang pasti, kami cukup terbuka. Kapanpun dan di manapun, selama ada persoalan akan kami layani secara maksimal,” urainya.
Sementara itu, pengamat Jembatan Suramadu, Sudiro Husodo, berharap agar warga melakukan pengawalan sejak awal. Paling tidak, sebelum rencana pembangunan berjalan, semua persoalan baik mengenai pembebasan lahan dan bangunan bisa segera tuntas. Terlebih, bisa memberikan ganti untung bagi pemilik lahan dan bangunan.
“Minimal, waga sekitar Suramadu baik itu sisi Madura atau Surabaya paham. Sampai sejauh mana luas lahan yang akan digunakan sebagai area pembangunan,” ucapnya. (ank)
()