Jabar segera terbitkan aturan HET LPG

Jum'at, 01 Juni 2012 - 15:29 WIB
Jabar segera terbitkan aturan HET LPG
Jabar segera terbitkan aturan HET LPG
A A A


Sindonews.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) segera menerbitkan harga aceran tertinggi (HET) LPG 3 kilogram (kg) untuk masing-masing kota/kabupaten di Jabar.

Penetapan HET mengacu pada peraturan pemerintah untuk mengendalikan harga LPG di masyarakat. HET akan menjadi acuan ketika harga LPG bersubsidi merangkak naik. Seperti kenaikan harga yang terjadi saat ini.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar Ferry Sofwan Arif, Disperindag saat ini sedang membahas penetapan HET dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar.

"Pembahasan melibatkan Disperindag, Dinas ESDM, biro administrasi perekonomian Pemprov Jabar, serta akan melibatkan kabupaten/kota di Jabar," kata Ferry di Bandung, Jumat (1/6/2012).

Menurut dia, penetapan HET harus dilakukan bersama dengan kabupaten/kota. Karena, HET yang diberlakukan sesuai dengan radius distribusi. Saat ini, baru tujuh kabupaten/kota yang memiliki HET.

Saat ini, lanjut Ferry, Disperindag sedang memperjelas kuota gas yang ada di kabupaten/kota. Langkah lainnya yaitu pendataan jumlah agen serta kuota untuk agen tersebut. Ferry menilai, pendataan itu penting untuk memperjelas alur distribusi LPG. Seharusnya, agen menunjukkan wilayah administrasi.

"Bukan seperti saat ini, agen gas di Bandung, mendistribusikan ke Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Sumedang," timpal dia.

Mekanisme agen berdasar wilayah bisa mengacu pada agen minyak tanah. Dengan begitu, pengawasannya lebih jelas dan mudah.

Kendati LPG 3 kg mengalami kenaikan signifikan di beberapa wilayah, Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar tidak mencatat lonjakan inflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) Jabar pada Mei 2012 mengalami inflasi sebesar 0,03 persen. IHK Jabar meliputi 7 kota, yaitu Kota Bandung, Cirebon, Tasik, Bekasi, Bogor, Sukabumi dan Depok.

Kepala Bidang Statistik dan Distribusi BPS Jabar Anggoro Dwitjahyono mengatakan, kenaikan harga LPG tidak mendongrak inflasi. Kenaikan gas hanya menyokong inflasi 0,13 persen. BPS pun mencatat, kenaikan harga LPG hanya terjadi di beberapa wilayah. "Kami berharap, ini segera diatasi. Agar dampaknya tidak meluas," pungkas dia. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6397 seconds (0.1#10.140)