Ekspor batu bara bisa disetop
A
A
A
Sindonews.com – Pemerintah Indonesia telah memikirkan untuk mengurangi ekspor batu bara dalam upaya memenuhi kebutuhan dalam negeri. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, upaya menyetop ekspor sangat mungkin dilakukan.
”Bukan berarti tidak ada ekspor,namun bila kebutuhan dalam negeri masih kurang atau belum mencukupi maka ekspor harus disetop dulu. Ekspor hanya bisa terjadi jika semua kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi,” kata Jero Wacik saat pembukaan acara konferensi tahunan Coaltrans Asia ke-18 di Nusa Dua, Bali, kemarin.
Wacik mengakui, saat ini penggunaan energi di Indonesia didominasi minyak bumi. Namun sebelum tahun 2025, minyak bumi diperkirakan akan habis. Batu bara merupakan produk unggulan energi dunia saat ini yang harus benarbenar diberdayakan. Kebijakan pembatasan ekspor akan diatur dalam regulasi dalam waktu dekat.
Wacik mengatakan, peran batu bara dalam energi terbarukan di Indonesia cukup signifikan. Batu bara berkontribusi hingga 24 persen, sedangkan minyak masih mendominasi sebesar 49,7 persen, gas 20 persen, dan energi terbarukan lainnya 5,7 persen. ”Gas akan didorong hingga menjadi kisaran 20 persen, batu bara hingga 37,20 persen,dan energi terbarukan 25,9 persen,”katanya.
Mantan menteri kebudayaan dan pariwisata ini juga mengharapkan ke depan ketersediaan batu bara agar dikelola menjadi gas (liquid).Hal tersebut merupakan bagian harapan dari pemerintah dalam upaya mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
”Bukan berarti tidak ada ekspor,namun bila kebutuhan dalam negeri masih kurang atau belum mencukupi maka ekspor harus disetop dulu. Ekspor hanya bisa terjadi jika semua kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi,” kata Jero Wacik saat pembukaan acara konferensi tahunan Coaltrans Asia ke-18 di Nusa Dua, Bali, kemarin.
Wacik mengakui, saat ini penggunaan energi di Indonesia didominasi minyak bumi. Namun sebelum tahun 2025, minyak bumi diperkirakan akan habis. Batu bara merupakan produk unggulan energi dunia saat ini yang harus benarbenar diberdayakan. Kebijakan pembatasan ekspor akan diatur dalam regulasi dalam waktu dekat.
Wacik mengatakan, peran batu bara dalam energi terbarukan di Indonesia cukup signifikan. Batu bara berkontribusi hingga 24 persen, sedangkan minyak masih mendominasi sebesar 49,7 persen, gas 20 persen, dan energi terbarukan lainnya 5,7 persen. ”Gas akan didorong hingga menjadi kisaran 20 persen, batu bara hingga 37,20 persen,dan energi terbarukan 25,9 persen,”katanya.
Mantan menteri kebudayaan dan pariwisata ini juga mengharapkan ke depan ketersediaan batu bara agar dikelola menjadi gas (liquid).Hal tersebut merupakan bagian harapan dari pemerintah dalam upaya mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
()