Fluktuasi harga rugikan petani
A
A
A
Sindonews.com - Fluktuasi harga untuk produksi pertanian di Humbang Hasundutan (Humbahas) yang mengalami naik turun secara drastic merugikan sejumlah petani. Kususnya para peta tanaman holtikultura seperti cabai dan tomat.
Dari perbandingan harga pasar untuk kedua jenis tanaman ini mengalami perbedaan harga yang sangat jauh. Dalam sepekan terakhir harga tomat anjlok hingga Rp 1.000 per kg dari sebelumnya Rp 6.000 per kg. Pengaruh cuaca buruk membuat sejumlah petani takut untuk menimbun hasil pertaniannya.
Sebab untuk jenis tomat tergolong mudah busuk atau lecet. Sehingga terjadi oper produksi yang membuat distributor atau penampung menurunkan harga yang sangat anjlok. Sementara cabai yang saat ini megalami gangguan produksi mengalami kenaikan harga. Dari yang sebelumnya Rp15 ribu per kg kini menjadi Rp25 ribu per kg.
Kenaikan harga pada cabai disebabkan permintaan pasar yang cukup tinggi. Ferdinan Situmorang, 32 warga Aek Nauli Kecamatan Pollung, Humbahas mengatakan bahwa untuk produksi pertanian yang dapat stabil hanyalah jenis sayur-sayuran. Sebab seperti sayur sawi, kol dan sayur putih harga satuan tetap dan relatif stabil dalam empat pekan terakhir.
“Kalau yang sangat merugikan kami itu Tomat. Bahkan banyak dari kami yang memilih untuk membusukkan tomat sebagai kompos dan pakan ternak,” terangnya.
Salah satu pedagang sayur mayur Zepri Sihite, 27 mengatakan bahwa perubahan harga yang terjadi dipasaran lebih disebabkan masih adanya ketergantungan pasar terhadap daerah lain.
Sehingga, ketika daerah lain seperti berastagi juga mengalami oper produksi untuk beberapa jenis tanaman, maka akan sangat berdampak buruk terhadap petani di Humbahas.
“Kalau saat ini pedagang juga dirugikan. Sebab, permintaan pasar sangat tidak sebanding dengan produksi. Karena itu membuat beberapa jenis sebagai pakan ternak jauh lebih baik. Sebab spekulasi para distributor sangat merugikan kita,” paparnya.
Umumnya , menurut Zepri hasil pertanian yang dijual oleh para pedagang di Humbahas akan dipasarkan ke daerah Pekan Baru dan batam. Semetara dua daerah ini juga merupakan target pasar dari kabupaten lain seperti Taput dan Tobasa.
Dari perbandingan harga pasar untuk kedua jenis tanaman ini mengalami perbedaan harga yang sangat jauh. Dalam sepekan terakhir harga tomat anjlok hingga Rp 1.000 per kg dari sebelumnya Rp 6.000 per kg. Pengaruh cuaca buruk membuat sejumlah petani takut untuk menimbun hasil pertaniannya.
Sebab untuk jenis tomat tergolong mudah busuk atau lecet. Sehingga terjadi oper produksi yang membuat distributor atau penampung menurunkan harga yang sangat anjlok. Sementara cabai yang saat ini megalami gangguan produksi mengalami kenaikan harga. Dari yang sebelumnya Rp15 ribu per kg kini menjadi Rp25 ribu per kg.
Kenaikan harga pada cabai disebabkan permintaan pasar yang cukup tinggi. Ferdinan Situmorang, 32 warga Aek Nauli Kecamatan Pollung, Humbahas mengatakan bahwa untuk produksi pertanian yang dapat stabil hanyalah jenis sayur-sayuran. Sebab seperti sayur sawi, kol dan sayur putih harga satuan tetap dan relatif stabil dalam empat pekan terakhir.
“Kalau yang sangat merugikan kami itu Tomat. Bahkan banyak dari kami yang memilih untuk membusukkan tomat sebagai kompos dan pakan ternak,” terangnya.
Salah satu pedagang sayur mayur Zepri Sihite, 27 mengatakan bahwa perubahan harga yang terjadi dipasaran lebih disebabkan masih adanya ketergantungan pasar terhadap daerah lain.
Sehingga, ketika daerah lain seperti berastagi juga mengalami oper produksi untuk beberapa jenis tanaman, maka akan sangat berdampak buruk terhadap petani di Humbahas.
“Kalau saat ini pedagang juga dirugikan. Sebab, permintaan pasar sangat tidak sebanding dengan produksi. Karena itu membuat beberapa jenis sebagai pakan ternak jauh lebih baik. Sebab spekulasi para distributor sangat merugikan kita,” paparnya.
Umumnya , menurut Zepri hasil pertanian yang dijual oleh para pedagang di Humbahas akan dipasarkan ke daerah Pekan Baru dan batam. Semetara dua daerah ini juga merupakan target pasar dari kabupaten lain seperti Taput dan Tobasa.
()