PDAM mutasi pembayaran ke BRI, ribuan Askoper resah

Selasa, 19 Juni 2012 - 12:01 WIB
PDAM mutasi pembayaran...
PDAM mutasi pembayaran ke BRI, ribuan Askoper resah
A A A
Sindonews.com – Jumlah pengangguran di Kota Pahlawan diprediksi akan bertambah. Kali ini, ribuan petugas di Asosiasi Koperasi Penagihan Rekening (Askoper) di PDAM Surabaya terancam nganggur. Lahan kerja mereka akan hilang setelah PDAM Surya Sembada semakin gencar melakukan mutasi pembayaran rekening air.

Adanya mutasi penagihan rekening pelanggan PDAM, khususnya pelanggan usaha dan industri yang selama ini ditanggani Askoper mulai dimutasi ke Bank Rakyat Indonesia (BRI). Para Askoper mengaku galau dengan sikap PDAM yang semakin gencar untuk melakukan mutasi pembayaran.

Selama ini PDAM Surya Sembada mengaku kalau program itu hanya uji coba. Tapi, di sisi lain PDAM akan menambah jaringan pembayaran rekening lewat bank. Kalau sekarang hanya BRI yang digandengnya, maka nantinya akan menggandeng bank lain.

“Kami harus siap-siap jadi pengangguran. Kalau Askoper ditinggalkan PDAM sudah tentu tidak hanya kami yang kehilangan penghasilan, tapi akan banyak pengangguran baru di kemudian hari. Apalagi jumlah karyawan koperasi penagih rekening PDAM jumlahnya mencapai ribuan orang,” ujar salah satu pegawai di Askoper yang tak mau disebutkan namanya, Selasa (19/6/2012).

Selama ini anggota Askoper ada 100 koperasi. Tiap koperasi minimal memiliki 15 karyawan bahkan lebih. Dengan demikian total karyawan koperasi yang tergabung dalam Askoper tersebut jumlahnya mencapai 1.500 orang. Bila masing-masing karyawan koeprasi itu terdiri dari empat orang yeng terdiri dari seorang bapak, seorang ibu dan dua anak, maka jumlah orang yang menjadi korban kebijakan PDAM bisa mencapai 6.000 orang.

Penagihan rekening PDAM melalui Askoper sebetulnya sangat menguntungkan pelanggan PDAM dan juga PDAM sendiri. Sebab, lanjutnya, kalau rekening PDAM ditagih Askoper pelanggan tidak keluar biaya administrasi ke bank yang besarnya sekitar Rp2.500 per sekali transaksi di bank. Selain itu, pelanggan tidak perlu buang waktu untuk menuju bank.

Sedangkan di sisi PDAM, sebetulnya perusahaan tersebut tidak rugi. Sebab PDAM baru memberikan uang insentif ke Askoper setelah mencapai target penagihan. Bila Askoper memenuhi target penagihan sebesar Rp100 juta, maka Askoper baru diberi insentif oleh PDAM sebesar tiga persen atau Rp3 juta. “Lha kalau targetnya tidak tercapai Askoper tidak mendapatkan insentif tersebut,” jelas dia.

Ketua Dewan Pelanggan PDAM Surabaya Ali Musyafak menuturkan, pelanggan yang pembayaran rekening PDAM-nya dimutasi memang khusus pelanggan besar, yakni industri dan perdagangan. Sedangkan pelanggan perumahan atau kantor tidak dikenakan mutasi tersebut.

Namun, katanya, apa pun namanya mutasi ini menjadikan pelanggan industri dan perdagangan mengeluh soal itu.

Menurutnya, bila Askoper mogok dengan tidak menagih rekening PDAM ke pelanggan, sangat dimungkinkan rekening pelanggan PDAM tidak tertagih hingga beberapa bulan ke depan. Ini bisa merugikan PDAM, karena perusahaan milik Pemkot itu jga terancam tidak mendapatkan masukan keuangan dari hasil penjualan airnya itu.

Dirut PDAM Asyari Mardiono ketika dikonfirmasi menuturkan, pihaknya sudah mengumpulkan semua anggota Askoper akhir minggu lalu. Para anggota Askoper diberikan penjelasan, bahwa kebijakan itu hanya bersifat uji coba. Mengingat sifatnya uji coba, maka program tersebut bisa ditunda pelaksanaannya.

Namun, lanjutnya, bila uji coba ini dianggap berhasil dan menguntungkan PDAM secara finansial, maka program tersebut akan dilanjutkan terus. Bahkan, program ini akan ditingkatkan dengan bekerjasama dengan bank-bank lain selain BRI.

Untuk sementara ini, dia mengatakan, memang ada mutasi pembayaran rekening pelanggan dari Askoper ke BRI. “Intinya, pembayaran rekening lewat BRI adalah pendekatan layanan ke masyarakat, sehingga masyarakat bisa lebih leluasa dalam membayar rekening air PDAM-nya,” pungkasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0581 seconds (0.1#10.140)