Awas, Spanyol terancam bangkrut!
A
A
A
Sindonews.com - Setelah 15 bank di Amerika, kini Moody’s memangkas peringkat utang 28 bank di Spanyol. Hal ini akan membuat krisis di Eropa kian berat.
Badai pasti berlalu, begitu kata penyanyi kondang Chrisye. Lagu itu tampaknya sangat cocok juga untuk menggambarkan situasi pasar modal belakangan ini. Hanya saja, sampai kapan badai akan berlalu dari lantai bursa? Seakan sebuah paduan suara, sejumlah analis memberikan jawaban yang hampir senada: sulit diprediksi.
Coba dengar yang diungkapkan Purwoko Sartono. Menurut analis dari Panin Sekuritas ini, pengaruh negatif dari luar masih sangat besar. Mulai dari krisis utang di Eropa, melemahnya ekonomi Cina, penurunan rating utang India, hingga terpangkasnya rating 15 bank di Amerika. “Ini semua menutup sentimen positif yang lain,” katanya.
Makanya, kendati Selasa ini (26/6/2012) indeks harga saham menguat 23,81 poin (0,62 persen) ke level 3.881,40. Namun hal itu belum menjadi pertanda bahwa bursa sudah pulih. Soalnya, hari ini tersiar berita yang tak kalah mengejutkan dari Spanyol. Moody’s Investor Service kemarin menurunkan peringkat utang 28 bank di Spanyol.
Tidak hanya itu. Kabarnya, kondisi ekonomi India juga semakin parah. Hampir dipastikan, penurunan peringkat bank ini akan membuat bank-bank di Spanyol membutuhkan dana talangan (bailout) yang sangat besar. Memang belum jelas benar, berapa besar dana yang dibutuhkan untuk menyelamatkan bank-bank di Spanyol. Namun jika dana yang dibutuhkan sangat besar, diperkirakan hal itu akan membuat krisis di Eropa semakin parah dan berlarut-larut.
Itu sebabnya, para analis yakin beberapa hari ke depan akan terjadi koreksi besar-besaran di bursa. Soalnya, dengan memburuknya situasi di Eropa, para investor diperkirakan akan melepas aset-aset mereka (saham dan surat utang) dan mengalihkan dananya ke dolar yang dianggp relatif aman. Hal ini bukan hanya terjadi di luar negeri, tapi juga di Bursa Efek Indonesia.
Dalam situasi seperti ini, sejumlah analis menyarankan para investor untuk sementara waktu tidak melakukan perdagangan. “Kalau masih sempat, keluar dulu dari pasar modal,” ujar seorang analis dari PT Kresna Securities.
Alasannya, ya itu tadi, indeks diperkirakan masih akan meluncur turun. Jika salah timing, bukan tidak mungkin modal investor bukannya bertambah, justru tergerus. Jadi, waspadalah!
Badai pasti berlalu, begitu kata penyanyi kondang Chrisye. Lagu itu tampaknya sangat cocok juga untuk menggambarkan situasi pasar modal belakangan ini. Hanya saja, sampai kapan badai akan berlalu dari lantai bursa? Seakan sebuah paduan suara, sejumlah analis memberikan jawaban yang hampir senada: sulit diprediksi.
Coba dengar yang diungkapkan Purwoko Sartono. Menurut analis dari Panin Sekuritas ini, pengaruh negatif dari luar masih sangat besar. Mulai dari krisis utang di Eropa, melemahnya ekonomi Cina, penurunan rating utang India, hingga terpangkasnya rating 15 bank di Amerika. “Ini semua menutup sentimen positif yang lain,” katanya.
Makanya, kendati Selasa ini (26/6/2012) indeks harga saham menguat 23,81 poin (0,62 persen) ke level 3.881,40. Namun hal itu belum menjadi pertanda bahwa bursa sudah pulih. Soalnya, hari ini tersiar berita yang tak kalah mengejutkan dari Spanyol. Moody’s Investor Service kemarin menurunkan peringkat utang 28 bank di Spanyol.
Tidak hanya itu. Kabarnya, kondisi ekonomi India juga semakin parah. Hampir dipastikan, penurunan peringkat bank ini akan membuat bank-bank di Spanyol membutuhkan dana talangan (bailout) yang sangat besar. Memang belum jelas benar, berapa besar dana yang dibutuhkan untuk menyelamatkan bank-bank di Spanyol. Namun jika dana yang dibutuhkan sangat besar, diperkirakan hal itu akan membuat krisis di Eropa semakin parah dan berlarut-larut.
Itu sebabnya, para analis yakin beberapa hari ke depan akan terjadi koreksi besar-besaran di bursa. Soalnya, dengan memburuknya situasi di Eropa, para investor diperkirakan akan melepas aset-aset mereka (saham dan surat utang) dan mengalihkan dananya ke dolar yang dianggp relatif aman. Hal ini bukan hanya terjadi di luar negeri, tapi juga di Bursa Efek Indonesia.
Dalam situasi seperti ini, sejumlah analis menyarankan para investor untuk sementara waktu tidak melakukan perdagangan. “Kalau masih sempat, keluar dulu dari pasar modal,” ujar seorang analis dari PT Kresna Securities.
Alasannya, ya itu tadi, indeks diperkirakan masih akan meluncur turun. Jika salah timing, bukan tidak mungkin modal investor bukannya bertambah, justru tergerus. Jadi, waspadalah!
()