Didemo karyawan, produksi kilang Balongan turun
A
A
A
Sindonews.com - Aksi anarkis ratusan buruh PT Pertamina (Persero) di kilang Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat beberapa waktu lalu disinyalir berdampak buruk bagi produksi kilang di Balongan.
Diketahui aksi tersebut bertujuan menuntut penghapusan sistem kerja kontrak atau outsourcing yang dilakukan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) dan Serikat Buruh Indonesia (SBI).
"Produksi yang harusnya full, namun karena masyarakat takut kenapa-kenapa, kita kecilin produksinya sekitar 1.000 barel per hari," kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina Ali Mundakir, di Jakarta, Selasa (26/6/2012).
Dirinya menjelaskan, sistem kerja kontrak ini bukan hanya menimpa Pertamina, namun juga seluruh perusahaan nasional. Pertamina memberlakukan sistem kontrak pekerjaan kepada perusahaan outsourcing dan pekerja kontrak masih diperbolehkan oleh Undang-Undang.
Sedangkan, untuk mengangkat seluruh karyawan outsourcing menjadi pegawai Pertamina, dirinya menuturkan, perlu pertimbangan yang cukup berat.
Walaupun outsourcing, lanjut Ali, Pertamina menjamin kesejahteraan para pegawai kontrak tersebut tetap diperhatikan dengan cara memberlakukan syarat yang berat bagi perusahaan outsourcing yang ingin mengikuti tender di Pertamina.
"Yang jelas, yang bisa kami pastikan tenaga outsourcing di Pertamina upahnya diatas UMR, ini yang kita perhatikan. kemudian persyaratan perusahaan ikut tender, kita pastikan membayar Jamsostek dan tunjangan, itu hal terbaik yang bisa Pertamina lakukan," pungkasnya.
Diketahui, massa sempat ricuh dengan aparat keamanan saat mereka merobohkan pintu pagar kilang, Senin 25 Juni 2012. Bahkan, para pekerja juga melempari batu ke arah petugas yang berjaga-jaga di depan pagar.
Aksi ini dilakukan karena kesal aspirasi mereka tidak dipenuhi pihak Pertamina. Aksi massa ini merupakan aksi yang ketiga kalinya untuk menuntut Pertamina segera menghapus sistem kerja kontrak atau outsourcing serta menuntut hak kesejahteraan karyawan dan para buruh. (bro)
()