Dividen Semen Gresik Rp331 per saham

Rabu, 27 Juni 2012 - 09:16 WIB
Dividen Semen Gresik Rp331 per saham
Dividen Semen Gresik Rp331 per saham
A A A


Sindonews.com - PT Semen Gresik Tbk (SMGR) membagikan dividen sebesar Rp1,96 triliun atau Rp331 per saham. Nilai tersebut setara 50% dari laba bersih perseroan tahun lalu sebesar Rp3,93 triliun.

Direktur Utama SMGR Dwi Sutjipto mengatakan, perseroan berencana membangun pabrik semen baru SGG III di Sumatera dan SGG IV di Jawa dengan kapasitas masing-masing 3 juta ton per tahun. Nilai investasi Pabrik SGG III di Sumatera mencapai Rp3,25 triliun, sedangkan Pabrik SGG IV di Jawa senilai Rp3,72 triliun.

“Dengan demikian, total investasi untuk pembangunan dua pabrik semen tersebut mencapai Rp6,96 triliun,” katanya usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan di Jakarta kemarin.

Dwi menuturkan, dana untuk pembangunan dua pabrik tersebut sebesar 60–70% atau setara Rp4,88 triliun dari eksternal, baik dari pinjaman perbankan atau pinjaman lainnya. “Sisanya atau 30-40% dari internal perusahaan,“ ujar dia.

Pabrik baru SGG III diperkirakan akan rampung pada 2015 dan SGG IV pada 2016. Menurutnya, tanpa adanya pembangunan pabrik baru dipastikan akan terjadi kelangkaan pada tidak terkontrolnya harga semen dan mengganggu gerak perekonomian.

Mengenai pembangunan pabrik di Myanmar, Dwi menjelaskan, kapasitas yang akan dibangun antara 600.000–1 juta ton dengan nilai investasi diperkirakan USD150 juta.Kendati demikian, menurut dia, perseroan masih dalam proses pencarian mitra yang layak. Diharapkan, pembangunan pabrik ini bisa dimulai pada awal tahun depan.

Untuk akuisisi pabrik di Vietnam, perseroan masih melakukan kajian. Namun diharapkan, bisa direalisasikan pada tahun depan. RUPST juga menyetujui penetapan dana program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) tahun ini sebesar 1% atau Rp39,25 miliar dan 0,5% atau Rp19,63 miliar untuk program bina lingkungan.

Terkait pendanaan untuk akuisisi, Direktur Keuangan SMGR Ahyanizzaman masih dalam tahap kajian antara pinjaman perbankan maupun penerbitan obligasi.

“Untuk ekspansi, kita utamakan dari internal karena kita memiliki standby loan mencapai Rp1 triliun. Kalau ekspansi regional jalan,kita butuhkeputusanuntukmencari sumber pendanaan dari luar,” ujar dia.

Kalau keputusan menerbitkan obligasi,maka perseroan akan menerbitkan obligasi rupiah secara bertahap, yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan pabrik. Tahun ini, ungkap dia, perseroan memperkirakan pendapatan akan bertumbuh sekitar 13–14% dibanding akhir tahun lalu menjadi Rp18,42–18,58 triliun.

Pada 2011, perusahaan semen pelat merah ini berhasil membukakan pendapatan sebesar 16,3 triliun.Sementara,laba bersih ditargetkan bisa tumbuhlebihbaikdaritahunlaludan produksi akhir tahun ini mencapai 25 juta ton.

Namun, target produksi ini diperkirakan sedikit menurun dari target menjadi 24 juta ton seiring molornya penyelesaian pabrik semen di Tonasa, Sulawesi,berkapasitas 3 juta ton menjadi kuartal IV tahun ini.

Adapun, belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan tahun ini yang sudah terealisasi sekitar 40% dari Rp5 triliun atau setara Rp2 triliun. Dana belanja modal tersebut digunakan untuk konversi batu bara, penyelesaian pabrik baru dan packing plant.

Analis PT Infovesta Utama Praska Putrantyo berpendapat, prospek emiten sektor semen pada tahun ini masih solid didorong sejumlah faktor, yakni prospek positifnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri karena mayoritas ditopang dari sektor konsumsi baik dari masyarakat maupun pemerintah, sehingga membuat ekonomi Indonesia relatif lebih kuat terhadap guncangan ekonomi global.

Disahkannya Undang-Undang (UU) Pengadaan Lahan pada akhir tahun lalu memberi dampak positif terhadap pembangunan dan dukungan pemerintah untuk perbaikan infrastruktur dalam negeri melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) guna menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2755 seconds (0.1#10.140)