Jiwasraya ngebet melantai
A
A
A
Sindonews.com - Berbagai persiapan IPO tengah dilakukan oleh PT Asuransi Jiwasraya, bagaimana prospeknya? Pesta penawaran umum saham perdana atau intial public offering (IPO) diperkirakan masih akan sepi tahun ini. Dari 25 calon emiten yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, baru lima yang melakukan IPO.
Penyebabnya jelas, krisis Eropa membuat iklim ivestasi menjadi kurang menarik. Jika IPO dilakukan saat ini, dikhawatirkan saham yang dilepas tak terserap pasar.
IPO di tahun 2012 memang agak berisiko, terutama bagi sektor usaha yang terpengaruh krisis Eropa. Misalnya komoditi batu bara atau yang mengandalkan pasar ekspor.
Mungkin karena merasa tak termasuk sektor yang tak terpengaruh oleh krisis di Eropa, PT Asuransi Jiwasraya (persero) tengah bersiap-siap untuk segera melantai di bursa. “Kami mulai berbenah diri,” kata Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya, Hendrisman Rachim.
Seperti diketahui, Jiwasraya adalah salah BUMN yang dipsersiapkan pemerintah untuk go public. Lantas, bagaimana prospek perusahaan yang telah berumur 153 tahun ini? Tahun lalu, Jiwasraya berhasil mengantongi premi sebesar Rp 4,7 triliun. Nah, pada tahun ini, perusahaan pelat merah tersebut memasang target pendapatan premi Rp6,7 triliun atau tumbuh 46 persen.
Akankah tercapai? Sangat mungkin. Soalnya, hingga kuartal I-2012, Jiwasraya telah menambah 1.800 agen asuransi menjadi 3.800. Jika dibandingkan posisi awal tahun, berarti ada kenaikan agen penjualan sebesar 90%. Selain itu, seperti dikatakan Hendrisman, Jiwasraya juga telah menjalin kerjasama dengan enam BUMN lainnya. “Dari enam BUMN tersebut kami mendapat 10.000 peserta (asuransi) baru,” katanya.
Sebagai Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Hendrisma sah-sah saja optimis bahwa tahun ini industri asuransi bakal tumbuh 20 persen. Namun demikian, ada beberapa faktor yang berpotensi mengerem pertumbuhan itu. Selain faktor krisis Eropa, masuknya investor asing ke bisnis asuransi diperkirakan akan membuat persaingan di industri ini semakin ketat.
Sejumlah regulasi, seperti naiknya modal minimal per Maret 2013, juga bakal berpengaruh terhadap bisnis asuransi. Namun, dibandingkan perusahaan asuransi lainnya, Jiwaraya memang memiliki keunggulan.
Sebagai perusahaan BUMN, perusahaan yang memiliki tiga juta peserta ini dinilai lebih aman. Makanya, sejumlah analis menyarankan beli untuk saham Jiwasraya.
Penyebabnya jelas, krisis Eropa membuat iklim ivestasi menjadi kurang menarik. Jika IPO dilakukan saat ini, dikhawatirkan saham yang dilepas tak terserap pasar.
IPO di tahun 2012 memang agak berisiko, terutama bagi sektor usaha yang terpengaruh krisis Eropa. Misalnya komoditi batu bara atau yang mengandalkan pasar ekspor.
Mungkin karena merasa tak termasuk sektor yang tak terpengaruh oleh krisis di Eropa, PT Asuransi Jiwasraya (persero) tengah bersiap-siap untuk segera melantai di bursa. “Kami mulai berbenah diri,” kata Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya, Hendrisman Rachim.
Seperti diketahui, Jiwasraya adalah salah BUMN yang dipsersiapkan pemerintah untuk go public. Lantas, bagaimana prospek perusahaan yang telah berumur 153 tahun ini? Tahun lalu, Jiwasraya berhasil mengantongi premi sebesar Rp 4,7 triliun. Nah, pada tahun ini, perusahaan pelat merah tersebut memasang target pendapatan premi Rp6,7 triliun atau tumbuh 46 persen.
Akankah tercapai? Sangat mungkin. Soalnya, hingga kuartal I-2012, Jiwasraya telah menambah 1.800 agen asuransi menjadi 3.800. Jika dibandingkan posisi awal tahun, berarti ada kenaikan agen penjualan sebesar 90%. Selain itu, seperti dikatakan Hendrisman, Jiwasraya juga telah menjalin kerjasama dengan enam BUMN lainnya. “Dari enam BUMN tersebut kami mendapat 10.000 peserta (asuransi) baru,” katanya.
Sebagai Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Hendrisma sah-sah saja optimis bahwa tahun ini industri asuransi bakal tumbuh 20 persen. Namun demikian, ada beberapa faktor yang berpotensi mengerem pertumbuhan itu. Selain faktor krisis Eropa, masuknya investor asing ke bisnis asuransi diperkirakan akan membuat persaingan di industri ini semakin ketat.
Sejumlah regulasi, seperti naiknya modal minimal per Maret 2013, juga bakal berpengaruh terhadap bisnis asuransi. Namun, dibandingkan perusahaan asuransi lainnya, Jiwaraya memang memiliki keunggulan.
Sebagai perusahaan BUMN, perusahaan yang memiliki tiga juta peserta ini dinilai lebih aman. Makanya, sejumlah analis menyarankan beli untuk saham Jiwasraya.
()