Peternak babi di Bali protes harga anjlok

Jum'at, 29 Juni 2012 - 19:09 WIB
Peternak babi di Bali...
Peternak babi di Bali protes harga anjlok
A A A
Sindonews.com - Ratusan peternak babi di Bali menggelar demonstrasi menyusul anjloknya harga babi yang diduga akibat ulah pengusaha babi berskala besar.

Massa dari berbagai daerah di Bali yang berhimpun dalam Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali mendatangi Kantor Dinas Peternakan Provinsi Bali, guna menyampaikan aspirasinya.

“Kami meminta pemerintah memberikan perlindungan kepada para peternak babi di Bali yang merupakan usaha warisan nenek moyang,” ujar. Ketua GUPBI Bali Ketut Hari Suyasa Jumat (29/6/2012).

Mereka ditemui Kadis Peternakan Bali I Putu Sumantha dan sejumah anggota Komisi II DPRD Bali yang membidangi ekonomi, koperasi dan UKM.

Suyasa menyampaikan keluhan peternak yang sejak bula April lalu terus merugi akibat anjloknya harga daging babi. Harga babi hidup perekor terus menurun yang normalnya mencapai Rp 18 ribu perkilogram kini menurun hingga Rp14 ribu perkilogram.

Dari penelusuruan mereka anloknya harga daging babi di Bali diduga akibat monopoli beberapa pengusaha peternak Bali dalam skala besar seperti PT Karya Prospek Satwa (KPS).

Perusahaan skala besar tersebut telah menjual babi dengan harga murah mengakibatkan pengusaha menengah dan kecil terus merugi. Bahkan dalam hitunganya,rata-rata kerugian peternak mencapai Rp400 ribu perekornya.

Peternak kecil tidak berdaya menghadapi perang harga dengan para pengusaha besar di pasaran. Mereka menuntut pemerintah segera menyiapkan payung hukum seperti Perda yang melindungi peternak babi sebagaimana Perda sapi dan subak yang telah dibentuk di Bali.

Bahkan untuk mengurangi kerugian lebih besar lagi mereka mendesak agar perusahaan KPS menghentikan kegiatan operasionalnya. Kepala Dinas Peternakan Bali Putu Sumantra menegaskan pemerintah akan berupaya melakukan operasi pasar terhadap harga babi hidup di pasaran.

Terkait tuntutan peternak pihaknya juga akan mempertemukan pengusaha peternak berskala besar dan menegah kecil untuk mencari solusinya dengan harapan harga babi bisa normal di pasaran.

Disinggung kemungkinan anjloknya harga babi akibat masuknya daging dari luar atau impor hal itu ditepisnya. Produksi babi sangat mencukup untuk kebutuhan lokal Bali yang jumlah stoknya rata-rata satu juta ekor pertahun.
(and)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0958 seconds (0.1#10.140)