Puluhan pedagang lama Pasar Turi gigit jari

Selasa, 03 Juli 2012 - 17:37 WIB
Puluhan pedagang lama Pasar Turi gigit jari
Puluhan pedagang lama Pasar Turi gigit jari
A A A
Sindonews.com – Nasib pedagang lama Pasar Turi masih saja berada di ujung tanduk. Di tengah ribuan pedagang lama Pasar Turi yang sudah mengikuti pengundian, masih saja ada puluhan pedagang lama yang harus gigit jari. Mereka tak bisa ikut undian setelah tercatat belum membayar uang pendaftaran.

Peluang mereka untuk ikut undian pun harus terkubur dalam-dalam setelah batas terakhir pengundian sudah ditutup. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 87 pedagang lama belum mencatatkan dirinya untuk mendapatkan stan di Pasar Turi Baru.

Sekretaris Tim Pemulihan Paska Kebakaran (TPPK) Pasar Turi Kemas A Chalim menuturkan, ada 87 pedagang lama yang belum mendaftar. Mereka tak bisa ikut pengundian yang dilakukan pihak investor. Beberapa alasan yang membuatnya gagal ikut undian seperti buku stan yang digadaikan, buku stan ditahan di bank, buku stan dijual atau tidak punya dana untuk membayar biaya pendaftaran sebesar Rp5 juta.

“Kami terpaksa tak bisa ikut undian, memang tak ada lagi uang untuk mendaftar,” ujar salah seorang pedagang, Kemas, Selasa (7/7/2012).

Ia melanjutkan, pihaknya kini hanya tinggal berharap ada kebijakan dari Pemkot Surabaya yang pro terhadap mereka. Sehingga, mereka bisa mengikuti undian stan yang digelar pihak investor.

“Jadi kita masih menunggu realisasi sumbangan kredit BPR Jatim untuk dapat melakukan undian karena kita termasuk orang miskin,” sambungnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya menyesalkan sikap pedagang yang terlambat dalam menyerahkan data. Beberapa kali pihaknya meminta kejelasan data dari pedagang lama Pasar Turi yang belum mendaftar dan jatuh miskin. “Tapi data itu tak juga diserahkan pada kami. Padahal kami juga harus menjadwal dengan investor,” ujar Risma.

Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) itu melanjutkan, pihaknya tak mau terus-terusan ditipu oleh pedagang.
Beberapa kali pedagang ada yang protes tentang permintaan bantuan dari pemkot, tapi setelah diminta data yang benar, para pedagang tersebut tak memberikan.

“Kami nggak mau ada tipu-tipu. Pedagang yang benar-benar miskin tetap kami utamakan. Tapi kalau mereka yang punya banyak stan dan tetap minta bantuan itu yang tak kami sukai,” jelasnya.
(and)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8881 seconds (0.1#10.140)